Jakarta, CNN Indonesia -- Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia) menyatakan bahwa letusan Gunung Agung kemarin, Selasa (21/11), tidak berdampak pada kegiatan penerbangan di wilayah Bali.
Namun demikian, AirNav mengaku akan terus memantau perkembangan secara ketat dan menyiagakan seluruh personilnya. AirNav cabang Bali pun akan terus memonitor keberadaan debu vulkanik di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono mengungkapkan, pihaknya berkoordinasi dengan BMKG dan PVMBG untuk mengamati Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC) dengan menggunakan tes kertas
(paper test) debu vulkanik, di mana hasilnya adalah nill VA. Selain itu, pilot juga melaporkan kepada AirNav bahwa ada awan abu kecil dari Gunung Agung bergerak ke arah timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sehingga sampai saat ini kami sampaikan kepada publik bahwa tidak ada abu vulkanik di Bandara Ngurah Rai dan erupsi Gunung Agung tidak berdampak pada kegiatan penerbangan di wilayah Bali. Apalagi perkembangan terakhir, erupsi semakin mengecil,” ujar Wisnu seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (22/11).
AirNav juga memastikan, kegiatan penerbangan dari dan ke Bali hingga saat ini masih berlangsung normal. “Semua normal, tidak ada penerbangan yang dialihkan atau dibatalkan, semua tetap berjalan dan kami awasi dengan ketat,” ujarnya.
Meski demikian, Wisnu menyampaikan, AirNav telah menyiapkan rencana kontigensi
(contigency plan) guna mengantisipasi jika gunung dengan ketinggian 3.031 mdpl tersebut mengalami peningkatan status.
Rencana tersebut antara lain, memvektor pesawat untuk menghindari area terdampak hingga menyiapkan bandara di sekitar Bali sebagai bandara alternatif bila Bandara I Gusti Ngurah Rai tidak dapat beroperasi karena terdampak erupsi.
“Pada bulan September lalu kami kan sudah mengumpulkan seluruh General Manager di bandara-bandara yang akan dijadikan alternatif dan menyiapkan skenario-skenario bila terjadi peningkatan,” terangnya.
AirNav Indonesia, lanjut Wisnu, telah menyiapkan 10 bandara sebagai pilihan pengalihan. Kesepuluh bandara tersebut adalah Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya, Kupang dan Banyuwangi.
“Jadi koordinasi sudah kami lakukan dan sekarang kami bersiaga penuh. Publik tidak perlu kuatir berlebihan, apalagi perkembangan terakhir dilaporkan bahwa erupsi semakin mengecil,” pungkasnya.
(agi)