Investasi Naik, Ekonomi Indonesia Diklaim Cepat Pulih

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Jumat, 01 Des 2017 06:28 WIB
Pertumbuhan Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) di kuartal III kemarin dinilai membuktikan bahwa perekonomian Indonesia menunjukkan pemulihan yang cepat.
Pertumbuhan Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) di kuartal III kemarin dinilai membuktikan bahwa perekonomian Indonesia menunjukkan pemulihan yang cepat. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) di kuartal III kemarin membuktikan bahwa perekonomian Indonesia menunjukkan pemulihan yang cepat pasca terpukul singkat dua tahun silam.

Ia berkaca pada data Badan Pusat Statistik (BPS), di mana pertumbuhan PMTB naik 7,1 persen, di mana rata-rata pertumbuhan PMTB dalam beberapa tahun terakhir hanya tumbuh 4 persen.

Melihat perekonomian Indonesia yang selama ini ditopang oleh sektor komoditas, ia menilai bahwa kondisi ini bak mendapat durian runtuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


“Ketika commodity boom, PMTB meningkat tinggi, tapi pas harga komoditas jatuh, PMTB juga drop. Perusahaan bukannya ekspansi tapi malah kredit macet. Tapi, mendekati akhir 2017, ternyata perusahaan menunjukkan bahwa mereka ekspansi,” jelas Sri Mulyani, Rabu (29/11).

Meski demikian, ia menilai banyak pihak yang sangsi bahwa perbaikan investasi ini akan berlanjut di tahun depan.

Ia menyebut, beberapa pakar mengatakan bahwa pertumbuhan investasi ini hanya sesaat seiring masuknya dana repatriasi pasca kebijakan pengampunan pajak, atau tax amnesty. Repatriasi ini memiliki tenggat waktu 31 Desember 2017 mendatang.

Selain itu, pertumbuhan kredit juga tidak dibilang begitu cemerlang. Melihat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit secara tahun kalender (year-to-date) hanya di angka 3 persen hingga 4 persen.

Maka dari itu, ia maklum jika ada anggapan bahwa pertumbuhan investasi ini hanya bersifat temporer. Tetapi menurutnya, pemerintah perlu menjaga momentum ini dengan kebijakan yang pro investasi.

“Melihat Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang tumbuh 13 persen, ini sih tidak jelek karena double digit. Saya memilih (bersikap), bahwa recovery ini perlu dijaga momentumnya, supaya tidak jadi momentum satu kali saja,” paparnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini melanjutkan, prospek pertumbuhan investasi di tahun depan diharapkan cerah karena proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia juga membaik.


Pada tahun depan, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan capai 3,6 persen atau perlahan mendekati posisi sebelum resesi ekonomi tahun 2008 yakni 5 persen.

“Namun, tentu saja pertumbuhan ekonomi tahun depan akan mengalami headwind (tantangan) dari negara-negara maju, khususnya dari aspek geopolitik. Di negara-negara maju, saat ini muncul sentimen nasionalisme sehingga kebijakan ekonominya pun bersifat proteksionis,” pungkasnya.

Berdasarkan data BPS, komponen PMTB yang tumbuh 7,11 persen berkontribusi sebesar 31,87 persen terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal III sebesar 5,06 persen. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER