Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan, harga tiket Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek saat operasional pada 2019 nanti sebesar Rp12 ribu. Namun, sesuai kesepakatan pemerintah, harga tiket itu bakal naik bertahap 5 persen setiap tahunnya.
"Tidak ada perubahan harga tiket, perhitungan masih sama Rp12 ribu per penumpang. Nanti akan ada kenaikan setiap tahun 5 persen," ujarnya di Jakarta, Jumat (9/12).
Ia menjelaskan, harga tiket tersebut jauh di bawah harga tiket sebenarnya. Namun, pemerintah memberikan subsidi pada harga tiket melalui
public service obligation (PSO).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PSO dihitung dengan satu jumlah tertentu, di mana sebagian dibebankan ke penumpang dan lainnya ditanggung pemerintah. Kira-kira 50 persen yang bagian penumpang dan sisanya disubsidi pemerintah," ungkap dia.
Budi memperkirakan, proyek LRT Jabodebek bakal rampung dan siap beroperasi pada akhir 2019.
Pada tahap awal, jumlah penumpang diperkirakan mencapai 200 ribu per hari. Jumlah tersebut diperkirakan terus meningkat hingga mencapai 420 ribu per hari pada tahun ke-12.
"Jumlah 420 ribu penumpang itu kemungkinan di tahun ke-12, tetapi bisa lebih cepat," imbuhnya.
Selain disubsidi pemerintah, harga tiket juga bakal disubsidi oleh pendapatan yang akan diperoleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dari pembangunan
Transit Oriented Development (TOD).
Rencananya, proyek TOD bakal dikerjakan oleh Adhi Karya, tetapi pendapatannya akan dibagi antara KAI dan Adhi Karya.
"Nanti akan dibangun di 20 titik, ini bisa mix apartemen, perkantoran atau mal. Masterplan-nya sudah ada, tetapi diserahkan ke Adhi Karya,” pungkasnya.
(bir)