Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi uang elektronik pada Oktober 2017 mencapai Rp1,26 triliun, naik lebih dari dua kali dibandingkan periode yang sama tahun lalu
(year on year/yoy) sebesar Rp584,32 miliar.
Statistik Sistem Pembayaran BI mencatat, secara volume, transaksi uang elektronik pada Oktober 2017 naik 70,47 persen (yoy) dari 61,29 juta menjadi 104,48 juta transaksi. Sementara itu, jumlah uang elektronik beredar naik dari 43,09 juta menjadi 75,85 juta.
Per 31 Oktober lalu, seluruh gerbang tol di Indonesia hanya melayani transaksi nontunai. Kendati demikian, penetrasi transaksi pembayaran tol nontunai sejak awal Oktober sudah mencapai 90 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna mengimbau pengguna jalan tol tak melakukan isi ulang
(top-up) uang elektronik
(e-money) di gerbang tol agar tidak menimbulkan kemacetan. Kalaupun harus melakukan isi ulang, pengguna jalan tol dianjurkan mampir di area peristirahatan
(rest area) jalan tol maupun merchant-merchant yang telah bekerja sama dengan perbankan.
"Kami sebenarnya tidak mendorong
top-up itu di gerbang (tol). Itu kondisional saja.
Top-up kita dorong di
rest area, merchant," tutur Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna di kantor Ombudsman RI, Senin (11/12).
Namun demikian, pihaknya tetap mendorong fasilitas isi ulang tetap ada di jalan tol. Saat ini, lanjut Herry, dari sekitar 300-an gerbang tol yang beroperasi, baru 50 titik yang melayani isi ulang uang elektronik.
Pihaknya berencana untuk menambah mesin layanan isi ulang
e-money pada gerbang tol. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengguna jalan tol yang ingin melakukan isi ulang uang elektronik. Namun, berapa banyak mesin yang akan ditambah baru diketahui setelah berkoordinasi dengan pengelola jalan tol dan perbankan.
Di tempat yang sama, Direktur Departemen Pengawasan dan Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Pungky Purnomo Wibowo menambahkan, bank sentral masih mengupayakan terealisasinya interoperabilitas antar sistem pembayaran uang elektronik perbankan. Dengan demikian, isi ulang uang elektronik tidak dapat dilakukan pada mesin keluaran penerbit kartu.
"Kami upayakan mesin
top-up yang bisa interoperabilitas ada di
rest area (jalan tol). Berapa nanti yang akan disediakan di gerbang tol? Kami akan lihat situasi kebutuhan, kalau itu bisa mempercepat pelayanan kami akan adakan sebanyak mungkin," terang Pungky.
(agi)