Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memproyeksi tingkat inflasi berada di kisaran 0,41 persen pada pekan pertama Desember 2017. Proyeksi ini naik 0,21 persen dari bulan lalu, yakni sebesar 0,20 persen.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, apabila dilihat secara tahunan (year on year), inflasi berada di kisaran 3,29 persen. Capaian tersebut masih bisa menopang optimisme atau kepercayaan dunia usaha di Indonesia.
Adapun, kondisi-kondisi geopolitik, seperti perkembangan negosiasi Brexit (keluarnya Inggris dan Uni Eropa) dan rumor terkait anggaran Pemerintahan Donald Trump tidak memengaruhi dunia usaha.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya, Agus mengungkapkan bahwa indikator-indikator di Indonesia mengalami pemulihan. Mantan menteri keuangan itu juga mengatakan, salah satu indikator yang membaik adalah risiko Credit Default Swap (CDS).
"Kami melihat CDS dibawah 100 dan kalau bandingkan dengan awal tahun itu kan kredit default swap ada di kisaran 157 basis poin. Itu menunjukan bahwa risiko di indonesia dapat semakin diterima dan ini bagus bagi indonesia untuk kesiapan masuk di tahun 2018,” jelasnya.
Tidak hanya itu, ia juga melihat mulai dari awal tahun ini hingga November lalu aliran dana masuk (inflow) ke Indonesia tercatat sudah mencapai Rp137 triliun. Angka ini lebih tinggi dari periode yang sama di tahun lalu yang hanya mencapai Rp126 triliun.
(dit/bir)