Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengajak generasi muda untuk melakukan penghematan listrik. Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim dan pemanasan global.
"Kita satu planet dan satu kehidupan untuk semua. Jadi, tidak ada yang boleh mengabaikan ini satupun," ujar Jonan saat menghadiri Asia Pacific Interfaith Youth Peace Camp 2017 di Kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah, Jumat (15/12).
Jonan mengingatkan usaha yang dikeluarkan untuk memproduksi listrik sebesar 1 kilowatt hour (kWh) lebih besar dibandingkan upaya untuk mengurangi pemakaian listrik 1 kWh. Untuk itu, menurut dia, generasi muda diharapkan bisa mulai menghemat listrik dari hal-hal sederhana, seperti mematikan lampu jika tidur dan menggunakan transportasi umum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pilih, matikan, cabut. Pilih yang hemat energi. Matikan kalau enggak dipakai. Cabut kalau enggak digunakan," ujarnya.
Jonan juga mengajak masyarakat berani berinovasi dan beralih dari penggunaan energi fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT). Hal tersebut dapat dilakukan dengan pembangunan pembangkit listrik memanfaatkan sumber daya terbarukan setempat, hingga penggunaan mobil listrik.
"Generasi muda harus percaya bahwa EBT bakal lebih murah dibandingkan energi fosil dalam waktu dekat," ujarnya.
Indonesia sendiri, sejak dua tahun lalu, telah berkomitmen untuk menjalankan Kesepakatan Paris (Paris Agreement) untuk memerangi dampak perubahan iklim. Sejak itu, Indonesia berhasil mengurangi emisi karbondioksida (CO2) dari sektor energi sebesar 46,31 juta ton, melampaui target 31 juta ton.
Di sektor EBT, sepanjang tahun ini telah dilakukan penandatanganan 68 kerja sama di sektor EBT antara PT PLN (Persero) dengan produsen listrik dengan total kapasitas sekitar 1.189 MW. Pada tahun 2025, pemerintah menargetkan setidaknya 23 persen dari sumber energi listrik berasal dari EBT.
(agi/agi)