Perbankan Ramai-ramai Beri Utang Proyek LRT Rp19,25 Triliun

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Jumat, 29 Des 2017 12:35 WIB
Sebanyak 12 perbankan nasional dan asing bergotong-royong mengucurkan kredit sindikasi untuk proyek Light Rail Transit (LRT) senilai mencapai Rp19,25 triliun.
Sebanyak 12 perbankan nasional dan asing bergotong-royong mengucurkan kredit sindikasi untuk proyek Light Rail Transit (LRT) senilai mencapai Rp19,25 triliun. (Ilustrasi/CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank nasional hingga bank swasta dan asing bergotong-royong mengucurkan kredit sindikasi untuk proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Bogor Depok Bekasi (Jabedebek) dengan nilai mencapai Rp19,25 triliun.

Penandatanganan perjanjian kredit sindikasi ini dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan seluruh perusahaan yang memberikan kredit.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan, kredit sindikasi ini diberikan antara lain oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Beberapa perbankan swasta yang berkontribusi yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), dan perusahaan pembiayaan infrastruktur PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, sejumlah bank asing juga menggelontorkan kredit untuk LRT, di antaranya The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd (BTMU), PT Bank KEB Hana Indonesia, dan Bank Shinhan Indonesia.

"Kontrak pinjaman ini memiliki jangka waktu selama 18 tahun," ungkap Luhut, Jumat (29/12).

Luhut menjelaskan, total dana yang dikucurkan tersebut akan digunakan sebagai kredit investasi sebesar Rp18,1 triliun. Sementara, sisanya Rp1,15 triliun dipergunakan sebagai kredit modal kerja.

"Ini adalah suatu kemajuan yang sangat signifikan karena baru pertama kalinya suatu proyek pemerintah bisa ditangani secara sindikasi," papar Luhut.

Dengan demikian, pendanaan proyek LRT tidak sepenuhnya dibebankan terhadap Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN). Nantinya, proses refinancing akan dilakukan setelah tiga hingga empat tahun mendatang.

"Nanti mungkin dengan bunga lebih murah kami bisa kembangkan LRT ini dengan trayek yang lebih luas," ucap Luhut.

Sementara itu, Direktur Utama KAI Edi Sukmoro berharap penandatanganan kredit sindikasi ini akan membuat pembangunan proyek LRT semakin lancar dan membuat target operasional LRT terwujud.

"Diadakannya penandatanganan kontrak pinjaman dengan bank sindikasi ini menjadi salah satu bentuk komitmen KAI untuk mendukung pemerintah melancarkan proyek LRT," kata Edi.

Setelah proyek selesai pada 2019 mendatang, LRT akan dioperasikan dalam 140 kali perjalanan per hari pada hari kerja (weekdays). Masyarakat dapat menggunakan LRT Jabedebek dari 17 stasiun dengan tarif Rp12 ribu.

Seperti diketahui, nilai investasi yang dibutuhkan dalam proyek ini mencapai Rp29,9 triliun. Seluruh dana ini akan dibebankan kepada PT Adhi Karya Tbk (ADHI) sebesar Rp4,2 triliun dan KAI sebesar Rp25,7 triliun.

Secara terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, pemerintah telah memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) ke KAI dan Adhi Karya masing-masing Rp7,6 triliun dan Rp1,4 triliun.

"Tapi ini tidak cukup untuk mencapai kebutuhan dana investasi, maka dari itu memberikan jaminan pinjaman sindikasi ini," kata Sri Mulyani.

Tak hanya jaminan, pemerintah juga memberikan subsidi tiket LRT hingga 50 persen. Pasalnya, tarif tiket yang diberlakukan semula Rp24 ribu. Subsidi ini dilakukan agar harga tiket tetap terjangkau bagi masyarakat.
(lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER