Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero), selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) baru Blok Mahakam mengatakan produksi minyak Blok Mahakam tercatat 42,01 ribu barel minyak per hari dan 916 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) di tahun ini.
Hal ini sesuai dengan rencana kerja dan anggaran
(Work Program and Budget) yang disetujui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas).
Adapun, capaian tersebut akan diperoleh dengan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 69 sumur, 132 sumur yang dikerjakan ulang (workover), dan 5.623 perbaikan sumur di blok Mahakam. Meski begitu, angka ini lebih kecil dibanding realisasi per November 2017, dengan produksi minyak dan kondensat tercatat di angka 52 ribu barel minyak per hari dan gas bumi sebesar 1.360 MMSCFD.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, produksi menurun karena blok Mahakam telah melewati masa puncak reservoir-nya yakni antara tahun 2003 hingga 2009 silam. Sebagai informasi, reservoir merupakan tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi yang terbentuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka itu, pengelolaan blok di timur Kalimantan ini dilakukan dengan pengendalian biaya operasi namun tetap menjaga kestabilan produksi Mahakam.
Untuk menjaga kesinambungan produksi, perusahaan sebelumnya telah menggelontorkan investasi di tahun lalu, atau masa transisi di mana blok Mahakam akan berganti pengelolaan dari Total ke Pertamina. Dalam enam bulan terakhir, perusahaan telah mengebor 14 sumur dan melakukan penyesuaian kontrak kerja sebanyak 530 kontrak dengan pihak ketiga senilai US$1,27 miliar.
Ia mengaku gembira karena biaya pengeboran sumur ternyata lebih efisien 23 persen terhadap anggaran, waktunya lebih cepat 25 persen, dan mendapatkan potensi penambahan cadangan hingga 120 persen. “Serta memperoleh penambahan ketebalan reservoir sebesar 115 persen,” ungkap Syamsu melalui siaran pers dikutip Selasa (2/1).
Rencananya, Pertamina akan menggelontorkan investasi sebesar US$1,7 miliar untuk blok Mahakam di tahun ini. Adapun, seluruh investasi ini digunakan untuk kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi.
“Pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Mahakam oleh Pertamina, menjadikan Pertamina sebagai penyumbang lebih dari 30 persen produksi minyak dan gas nasional pada tahun 2018,” tambah dia.
Sekadar informasi, Pertamina mulai mengelola blok Mahakam mulai 1 Januari 2018 kemarin melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Mahakam melalui kontrak bagi hasil produksi (Production Sharing Contract/PSC) yang diteken 2015 silam.
Sebelumnya, Blok Mahakam dikelola oleh Total E&P Indonesie sejak tahun 1966 dan bermitra dengan perusahaan asal Jepang, Inpex Corporation.
Adapun, cadangan terbukti gas blok Mahakam per 1 Januari 2016 tercatat 4,9 TCF. Sementara itu, cadangan minyak dan kondensat masing-masing tercatat 57 juta barel dan 45 juta barel.
(lav)