Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini tahun politik pada 2018 tidak akan berdampak negatif terhadap perekonomian dalam negeri, dipicu pergeseran pola kampanye para kandidat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak.
Jusuf Kalla memaparkan, kini cara kontestan politik dalam berkampanye tak lagi sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, pasangan calon kepala daerah bakal lebih memanfaatkan media sosial dalam melakukan kampanye. Fenomena itu membuat dia optimistis bahwa Pilkada serentak akan berjalan dengan aman tanpa kerusuhan sedikitpun.
"Dulu kampanyenya benturan massa, sekarang kampanyenya di dunia maya. Jadi berbeda sekali," kata Jusuf Kalla di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kata lain, ia menepis pendapat berbagai pihak yang menyebut jika 171 pilkada serentak tahun ini akan rusuh hingga berimbas pada seluruh sektor ekonomi domestik.
"Tidak ada kerusuhan. Itu hanya pikiran yang lalu-lalu," imbuhnya.
Selanjutnya, Jusuf Kalla juga menilai seluruh indikator makro ekonomi Indonesia terbilang cukup positif, misalnya tingkat inflasi yang stabil. Kemudian, harga komoditas juga sudah membaik, seperti minyak dunia, batu bara, dan karet.
Hal ini kurang lebih sama seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya. Ia berpendapat, investor tidak perlu khawatir kondisi politik dalam negeri.
Terlebih lagi, melihat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus mencatatkan rekor tertingginya hingga penutupan akhir tahun 2017 ke level 6.355.
Maka itu, Jokowi sempat menyayangkan pelaku pasar yang memutuskan untuk keluar dari pasar modal dengan menjual sahamnya karena termakan oleh pendapat sebagian orang yang menyarankan untuk menunggu (
wait and see).
"Dulu tahun 2015, katanya
wait and see karena politik. Tahun 2016 juga
wait and see. 2017 dan 2018 sama. Kemudian 2019 nanti ada pemilihan presiden (pilpres)," ucap Jokowi pekan lalu.
(lav)