Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia memperkirakan, penjualan eceran atau ritel pada bulan depan (Februari) akan mengalami penurunan sesuai pola musimannya. Tekanan kenaikan harga juga diperkirakan akan menurun dibanding bulan sebelumnya.
Hal tersebut tercermin dari hasil survei penjualan eceran BI. Survei tersebut menyebut, Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) pada Februari 2018 sebesar 134,6 atau lebih rendah dibanding bulan ini sebesar 149,1. Sementara itu, penjualan ritel pada Mei diperkirakan akan meningkat, yang terindikasi dari peningkatan IEP menjadi 151.
"Tekanan kenaikan harga pada Februari 2018 diperkirakan turun dibandingkan bulan sebelumnya," ujar BI dalam survei yang dikutip, Rabu (10/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut survei tersebut, Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) pada Februari sebesar 154,9 atau lebih rendah dari bulan sebelumnya 151. Menurunnya ekspektasi harga tersebut, akibat responden yang sebelumnya memperkirakan adanya kenaikan harga LPG, BBM, dan tarif listrik pada Januari 2018.
Tekanan kenaikan harga pun diperkirakan meningkat pada Mei 2018, seiring meningkatnya IEH menjadi 173,2 karena memasuki periode Ramadan.
Survei tersebut juga menjelaskan, penjualan ritel pada Desember 2017 diperkirakan meningkat dibanding bulan sebelumnya. Kendati demikian, penjualan ritel tersebut masih lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Adapun sumber pertumbuhan penjualan ritel pada Desember 2017 berasal dari penjualan makanan, minuman dan tembakau yang tumbuh 7,6 persen (yoy), disertai ritel. Penurunan penjualan kelompok nonmakanan juga mulai membaik dari turun 5 persen pada November menjadi turun 4,4 persen pada Desmber 2017.
(agi)