Jakarta, CNN Indonesia -- PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA optimis membidik target penjualan kereta di angka Rp3,3 triliun pada tahun depan lantaran akan mengekspor kereta ke Bangladesh dan Filipina.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama INKA Mohamad Nur Sodiq mengatakan, perseroan akan mengirim sebanyak 250 unit kereta ke Bangladesh dengan estimasi nilai lebih dari Rp1,5 triliun. Kereta telah diproduksi, kontrak pembelian juga telah disepakati pada pertengahan tahun ini, dan siap dikirim tahun depan.
Untuk penjualan kereta ke Filipina, kesepakatan kontrak akan dilakukan pada awal tahun depan. Nantinya, produksi dan distribusi ditargetkan berlangsung pada tahun yang sama.
"Nilai kontraknya sudah disepakati sekitar Rp300 miliar untuk tiga trainset dengan satu set terdiri dari enam kereta," ujar Sodiq, Senin (27/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya, perseroan mampu mengantongi dana hasil penjualan kereta senilai kurang lebih Rp1,8 triliun, atau sekitar 54,5 persen dari target omzet tahun depan. Sedangkan sisanya, sekitar Rp1,5 triliun akan diraih dari penjualan kereta di dalam negeri.
Pertama, perseroan akan menjual kereta untuk pengadaan proyek kereta api ringan (Light Rapid Transit/LRT) Palembang yang saat ini kesiapan prasarananya tengah dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Sayang, ia masih enggan menyebut nilai pasti dari penjualan kereta LRT itu.
"Untuk LRT Palembang diharapkan April (2018) kami delivery (kirim), itu ada dua trainset. Nanti sisanya empat trainset (dikirim) sekitar 12 Juni (2018)," katanya.
Kedua, perseroan juga akan menandatangani kontrak jual beli kereta untuk LRT Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek). Namun, diperkirakan produksi dan pengiriman baru dilakukan pada 2019 mendatang.
Adapun kontrak untuk pengadaan kereta bagi LRT Jabodebek akan disepakati INKA dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. "Kami harap minggu kedua Januari sudah bisa signing (tanda tangan kontrak) dengan KAI," jelasnya.
Ketiga, INKA akan memasok kereta bandara untuk Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah dan Bandar Udara Internasional Minangkabau di Kota Padang, Sumatera Barat. Keempat, perusahaan pelat merah itu akan meremajakan sekitar 40 trainset milik KAI, sehingga turut menambah pendapatan perseroan.
Secara keseluruhan, target penjualan tahun depan akan meningkat sekitar 26,92 persen dari target tahun ini sebesar Rp2,6 triliun. Sedangkan per Desember 2017, Sodiq bilang, target penjualan telah terpenuhi sebanyak Rp2,5 triliun atau sekitar 96,15 persen dari target.
Perluas EksporTak hanya memenuhi kontrak ekspor yang sudah dikantongi, Sodiq bilang, perseroan akan terus memperluas penetrasi pasar ekspor pada tahun depan. Misalnya, menguasai pasar di kawasan Asia Tenggara (Asean) dengan memenuhi kebutuhan kereta untuk para negara tetangga.
Kemudian, INKA juga ingin memperluas penetrasi ekspor ke kawasan Asia Selatan. Adapun saat ini, Sodiq bilang, perseroan tengah melakukan penawaran pengadaan kereta ke Sri Lanka. Hanya saja, pengumuman pemenang tender tersebut belum diumumkan.
"Kami ikut
tender sebagai penawar (dengan harga) terendah (di Sri Lanka). Lalu, nanti juga ke pasar Afrika dan ekspor lokomotif ke Zambia," terangnya.
Khusus untuk pasar Afrika, Sodiq bilang, perseroan dengan dibantu oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) tengah menerima banyak undangan dari negara-negara di kawasan tersebut.
"Saat ini banyak undangan dari hampir banyak negara, misalnya Afrika, Ethiopia, Sudan, Nigeria, Zimbabwe itu minta kami untuk ke sana. Yang benar-benar baru, kami sedang penjajakan dengan Nigeria dan Zambia. Zambia ini sudah kirim proposal, tinggal tunggu keputusan," terangnya.
Ia mengaku belum merinci berapa potensi perluasan ekspor ke kawasan-kawasan tersebut. Namun, dengan meningkatnya kebutuhan kereta pada masa mendatang, Sodiq yakin potensinya memiliki nilai yang besar.
(lav)