Andalkan Kearifan Lokal, Stok Beras Suku Badui Melimpah

Wishnugroho Akbar | CNN Indonesia
Senin, 15 Jan 2018 02:26 WIB
Berlimpahnya stok beras warga Badui terjadi saat pemerintah berencana mengimpor beras guna menjaga harga dan persediaan beras nasional.
Ilustrasi Suku Badui. (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Persediaan beras masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hingga kini melimpah berkat hasil panen padi huma atau padi ladang yang biasa dilakukan masyarakat Suku Badui

Keberlimpahan stok beras masyarakat Suku Badui ini terjadi di tengah rencana pemerintah mengimpor beras untuk menjaga persediaan dan harga beras.

"Semua padi huma hasil panen itu disimpan di rumah pangan atau leuit sehingga mencukupi untuk kebutuhan hidup keluarga," kata Santa (45) seorang petani Badui saat dihubungi di Lebak, Minggu (24/1), seperti dilansir dari Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini, menurut Santa, kenaikan harga beras di pasaran tidak berdampak terhadap masyarakat Badui. Masyarakat Badui sampai saat ini juga belum pernah mengalami kerawanan pangan.

Santa membeberkan rahasia di balik ketahanan pangan masyarakat Badui. Kata dia, warga tidak menjual hasil panen padi huma demi memenuhi kebutuhan pangan keluarga.

Santa mengungkapkan, warga mengembangkan lahan pertanian padi huma di sekitar Kecamatan Gunungkencana, Cileles, Leuwidamar, Bojongmanik, Cirinten, Sobang, dan Cimarga.

Melimpahnya stok beras juga diungkapkan oleh Pulung (50). Warga Badui ini mengatakan dirinya belum pernah membeli beras di pasaran karena persedian pangan melimpah.

Bahkan panen padi huma tahun lalu masih banyak hingga memadati rumah pangan. Selain itu, Pulung mengaku mendapat bantuan program beras untuk masyarakat sejahtera atau rastra.

"Kami sebulan sekali mendapat rastra dari desa setempat," katanya.

Kepala adat yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Saija, mengatakan saat ini masyarakat Badui belum pernah mengalami kerawanan pangan karena setiap panen padi huma disimpan di lumbung-lumbung pangan atau leuit.

Saija menuturkan, jumlah lumbung pangan saat ini tercatat 405 lumbung. Setiap lumbung dapat menampung gabah antara empat sampai lima ton.

Masyarakat Badui juga disebut Saija menerima program beras, terutama untuk masyarakat miskin atau rastra. Hal itulah yang menurut Saija membuat masyarakat Badui yang berpenduduk 11.620 jiwa dan terdiri dari 5.870 laki-laki dan 5.570 perempuan, terpenuhi kebutuhan pangannya.

"Kami tidak berdampak kenaikan harga beras di pasaran itu karena persedian pangan cukup dan surplus," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan prinsip masyarakat Badui yang diwariskan dari nenek moyang selama ini bisa menata produksi pangan cukup baik.

Prinsip yang dimaksud adalah kebiasaan menyimpan sebagian gabah di lumbung pangan. Selain itu, kata Dede, masyarakat juga mempertahankan pangan dengan bercocok tanam padi gogo di lahan darat tanpa menggunakan pupuk kimia. (wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER