Perkembangan Terkini, Defisit Anggaran 2017 Hanya 2,46 Persen

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Selasa, 16 Jan 2018 11:22 WIB
Anggaran negara pada periode 2017 lalu tercatat mengalami desifit sebesar Rp332,1 triliun atau hanya 2,46 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
a 2,57 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 2,42 persen dari PDB. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggaran negara pada periode 2017 lalu tercatat mengalami desifit sebesar Rp332,1 triliun atau hanya 2,46 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Angka itu lebih rendah dari estimasi awal pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan (APBNP) 2017 yang berada di kisaran 2,67-2,92 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, data ini merupakan hasil rekapitulasi terbaru antara penerimaan dan belanja pemerintah sampai Jumat kemarin (12/1).

Ia bilang, menurunnya angka defisit lantaran ada kenaikan penerimaan dari pos pajak sampai pertengahan Januari ini dari posisi terakhir pada Desember 2017. Di saat yang bersamaan, jumlah anggaran yang dibelanjakan pemerintah ternyata menurun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam perkembangannya, pada akhir tahun tercatat ada tambahan penerimaan pajak sekitar Rp4 triliun," ujar Ani, sapaan akrabnya di kantornya, Senin (15/1).

Secara rinci, Ani menjabarkan, angka defisit ini berasal dari total penerimaan negara yang mencapai Rp1.666,3 triliun atau sekitar 95,97 persen dari target senilai Rp1.736,1 triliun. Lalu, penerimaan ini dikurangi belanja negara yang mencapai Rp1.998,5 triliun atau 93,68 persen dari target Rp2.133,3 triliun.

Penerimaan terdiri dari empat pos, yaitu penerimaan pajak, bea dan cukai, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta pendapatan hibah.

Pertama, dari pos pajak, pemerintah berhasil mengantongi pajak sekitar Rp1.151,5 triliun. Kedua, dari pos bea dan cukai sebesar Rp192,6 triliun. Ketiga, dari PNBP sebesar Rp313,1 triliun. Keempat, dari hibah sebesar Rp9,7 triliun.

Sedangkan dari pos belanja, terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.256,5 triliun atau 91,91 persen dari Rp1.367 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp742 triliun atau 96,82 persen dari target Rp766,3 triliun.

Sementara dari sisi pembiayaan tercatat, realisasi pembiayaan utang mencapai Rp419,3 triliun atau hanya sekitar 90,89 persen dari estimasi pengambilan utang semula sebesar Rp461,3 triliun.

Lalu, ada pula sumbangan dari pinjaman sebesar Rp1,9 triliun dan pembiayaan lainnya Rp400 miliar. Dari seluruh APBNP 2017, pemerintah mencatat, masih memiliki kelebihan pembiayaan anggaran sebesar Rp28,7 triliun.

Secara keseluruhan, Ani bilang, defisit ini masih lebih kecil dibandingkan estimasi awal pemerintah dalam APBNP 2017, yaitu di kisaran 2,67 persen hingga 2,92 persen dari PDB.
Namun, ia bilang, posisi ini masih bisa bergerak lebih lebar setelah seluruh rekapitulasi penerimaan dan belanja selesai disinkronkan. Hanya saja, ia berharap, pelebarannya mentok di kisaran 2,5 persen dari PDB.

"Diharapkan mampu menekan defisit APBNP 2017 dari yang ditetapkan sebesar 2,92 persen terhadap PDB menjadi pada kisaran 2,57 persen terhadap PDB," katanya. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER