Data Ekonomi dan Rilis Kinerja Emiten Topang Gerak IHSG

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Kamis, 18 Jan 2018 07:48 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bertahan di zona hijau sepanjang hari ini, Kamis (18/1), seiring masih maraknya aksi beli pelaku pasar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bertahan di zona hijau sepanjang hari ini, Kamis (18/1), seiring masih maraknya aksi beli pelaku pasar. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bertahan di zona hijau sepanjang hari ini, Kamis (18/1), seiring masih maraknya aksi beli pelaku pasar.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, masih tingginya minat pelaku pasar dalam melakukan aksi beli dipengaruhi oleh rilis data ekonomi.

"Kemudian mulai adanya rilis kinerja dari emiten yang lebih baik dari sebelumnya," terang Reza dala risetnya, dikutip Kamis (18/1).

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2017 surplus sebesar US$11,84 miliar. Bila dirinci, nilai ekspor tahun lalu sebesar US$168,7 miliar dan nilai impor tahun lalu sebesar US$156,89 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) membukukan kinerja gemilang dengan pertumbuhan laba 20,1 persen menjadi Rp13,62 triliun.

"Lalu adanya rilis Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan tetap bertahan di level saat ini diharapkan dapat membantu IHSG berada di zona hijaunya," papar Reza.

Artinya, Reza meramalkan tingkat suku bunga acuan BI tetap dipertahankan di level 4,25 persen. Dengan berbagai sentimen tersebut, Reza memprediksi, IHSG bergerak dalam rentang support 6.425-6.435 dan resistance 6.458-6.470.

Di sisi lain, analis KGI Sekuritas Indonesia Yuganur Wijanarko mengatakan, laju IHSG mulai mengarah pada area jenuh beli (overbought) saat ini. Untuk itu, IHSG rentan terkoreksi pada penutupan perdagangan sore nanti.

"Koreksi IHSG dikisaran level support bawah pertama di 6.320 dan garis uptrend harian di 6.250," ucap Yuganur dalam risetnya.

Bila prediksi ini benar, ia menyarankan pelaku pasar untuk melakukan akumulasi beli saat IHSG melemah. Menurutnya, pelaku pasar bisa menyasar beberapa saham berkapitalisasi besar (big capitalization/big cap) dan saham lapis kedua (second liner).

Sebagai informasi, IHSG menorehkan rekor tertingginya pada perdagangan kemarin ke level 6.444. Namun, nilai tukar rupiah terkoreksi ke level Rp13.359 per dolar Amerika Serikat (AS).

Sejalan dengan IHSG, mayoritas indeks di bursa saham Wall Street juga terpantau menguat tadi malam. Dow Jones melonjak 1,25 persen, S&P500 naik 0,94 persen, dan Nasdaq Composite menguat 1,03 persen. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER