Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher mengatakan, penandatangan Kerja Sama Operasi (KSO) dalam pengelolaan Bandara Internasional Kertajati antara PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dengan PT Angkasa Pura II (Persero) bisa diteken paling lambat 10 Februari 2018 mendatang.
Menurut Aher, penandatanganan ini sebetulnya bisa dipercepat ke pekan ini. Sebab, poin-poin kesepakatan antara BIJB dan AP II disebutnya sudah hampir rampung.
“Ini (kesepakatannya) menjelang jadi. Doakan secepatnya, paling lambat tanggal 10 Februari 2018 (KSO ditandatangani),” jelas Aher ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (18/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain masalah pengelolaan, penandatanganan ini nantinya juga mengatur ihwal masuknya AP II sebagai pemegang saham BIJB. Rencananya, perusahaan pelat merah itu bisa menggenggam maksimal kepemilikan sebesar 49 persen di BIJB.
“Pada saat yang sama pada waktunya nanti AP II akan menjadi share holder, akan menjadi pemegang saham. Mungkin kami (Pemprov Jawa Barat) minimal menggenggam saham 51 persen, karena kalau tidak mayoritas namanya bukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),” terangnya.
Menurutnya, saat ini tingkat kemajuan pembangunan Bandara Kertajati sudah lebih dari 80 persen, sehingga diharapkan bisa digunakan untuk penerbangan Haji tahun 2018. Ia juga bilang, pembangunan tambahan landasan pacu sepanjang 500 meter pun dianggap tidak ada masalah.
“Progres bangunannya sih on progress, tidak ada masalah,” pungkas dia.
Bandara Kertajati ditargetkan beroperasi pada tahun 2018. Proyek ini menelan investasi sekitar Rp2,6 triliun untuk konstruksi dan tambahan biaya kurang dari Rp1 triliun untuk pembiayaan penambahan lahan tahap berikutnya.
Saat ini Bandara Kertajati masih dalam tahap pembangunan landasan pacu (runway) pesawat yang akan diperpanjang dari 2.500 meter hingga 3.000 meter dengan lebar 60 meter.
(gir)