Jakarta, CNN Indonesia -- PT Hanson International Tbk (MYRX) berencana membawa salah satu anak usahanya, PT Harvest Time, untuk melalukan penawaran umum saham perdana
(Initial Public Offering/IPO) pada tahun ini.
Direktur Utama Hanson International Benny Tjokrosaputro mengatakan, proses IPO ini akan menggunakan buku laporan keuangan bulan September 2017. Dengan demikian, pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditargetkan dilakukan sebelum bulan Maret 2018.
"Anak usaha langsung Hanson International, sektor usahanya properti perumahan juga. Sekarang lagi proses mau IPO," ungkap Benny, Senin (22/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Benny mengaku pihaknya belum menentukan target spesifik dari raihan dana IPO. Namun, ia mengharapkan perusahaan dapat meraih dana berkisar Rp300 miliar hingga Rp500 miliar.
"Kira-kira kami akan melepas 15 persen saha,," terang Benny.
Untuk melancarkan proses IPO, perusahaan telah menunjuk PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk dan PT Jasa Banda Garta Sekuritas sebagai penjamin emisi efek
(underwriter).
Saat ini, menurut Benny, Harvest Time memiliki aset sekitar Rp2 triliun dengan total landbank seluas 1.000 hektare (ha). Nantinya, perusahaan akan menggunakan mayoritas dana raihan IPO untuk memperluas landbank.
"Sebagian besar dana untuk akuisisi lahan baru, inginnya kami ratusan hektare. Tapi tergantung nanti dana raihannya," ungkap Benny.
Harvest Time merupakan salah satu perusahaan yang mengembangkan proyek Citra Maja Raya di Maja, Banten. Tak sendiri, Harvest Time mengembangkan proyek tersebut bersama anak usaha Hanson International lainnya, yakni PT Armidian Karyatama Tbk dan anak usaha Grup Ciputra bernama PT Citra Persada.
"Tambahan lahannya sementara di Maja juga," imbuh Benny.
(agi)