Konstruksi MRT Lebak Bulus-HI Sudah 90,96 Persen

SAH | CNN Indonesia
Senin, 29 Jan 2018 14:35 WIB
PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menyatakan pembangunan konstruksi fisik rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) sudah mencapai 90,96 persen.
PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menyatakan pembangunan konstruksi fisik rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) sudah mencapai 90,96 persen. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menyatakan saat ini pembangunan konstruksi fisik MRT fase satu yang melayani rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) sudah mencapai 90,96 persen dari penyelesaian.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, pertumbuhan pembangunan konstruksi tahun ini tidak akan signifikan seperti tahun-tahun sebelumnya. Alasannya, saat ini pihaknya fokus dalam fase penyelesaian stasiun dan pemasangan rel (trackwork).

William mengatakan, hingga 25 Januari 2018 total rel yang terpasang baru sepanjang 9644 meter dari total panjang rel 37.128 meter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ia merinci, untuk di depo area Lebak Bulus, baru sepanjang 3.950 meter dari 6.139 meter. Kemudian area layang (elevated area) sepanjang 4.088 meter dari 18.714 meter, dan area bawah tanah sepanjang 1.608 meter dari 12.275 meter.

"Pekerjaan yang sedang kami percepat, karena Maret 2018 trackwork harus sudah selesai," ujarnya dalam acara Forum Jurnalis dan Blogger MRT Jakarta, di Jakarta, Senin (29/1).

Hal tersebut karena rencananya pada akhir Maret 2018 rangkaian kereta pertama akan datang. Menurut William, setelah kereta pertama tersebur datang, diharapkan semua pekerjaan sistem telah selesai dan dapat berjalan dengan baik.

Konstruksi MRT Lebak Bulus-HI Sudah 90,96 Persen(CNN Indonesia/Safir Makki)

Selanjutnya, ia mengatakan, bulan Juli 2018 nanti akan dilakukan uji coba untuk memastikan kereta dapat berjalan di jalur utama. Kemudian, pada bulan Desember 2018 rencananya rangkaian kereta tersebut akan mulai diuji coba tanpa penumpang (trial run) dan pada Maret 2019 diharapkan MRT sudah dapat beroperasi.

Selanjutnya, untuk kesiapan operasional, William mengatakan, saat ini sudah mencapai 45,54 persen dari yang ditargetkan, mulai dari persiapan institusi dan sumber daya manusia.

William mengatakan, pihaknya melakukan kerja sama kepada beberapa pihak untuk persiapan pengoperasian MRT. Seperti, pelatihan (On The Job training/OTJ) untuk Sumber Daya Manusia yang nantinya mengoperasikan MRT dengan pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero).

"Persiapan OTJ dengan pihak PT KAI, saat ini kami menyiapkan proses untuk tenaga kami OTJ di PT KAI, kemudian dengan Perusahaan Listrik Negara kami sudah melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS), di 26 Januari, kemudian dengan pihak PT Garuda Indonesia dalam pelaksanaan OTJ," papar dia.


Terkait dengan tarif, William masih belum menyebutkan berapa besaran tarif yang akan dikenakan. Saat ini, PT MRT Jakarta masih mendiskusikan berapa besaran tarif yang akan dikenakan.

William mengatakan, pihaknya akan mendiskusikan besaran tarif ini dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta seperti, berapa besaran subsidi yang diberikan oleh Pemprov untuk MRT ini.

"Tarif ini akan diskusikan tahun ini, karena tim konsultan kami sedang berhati-hati melihat dengan tingkat layanan ini berapa tarif yang harus dihitung," ujarnya (gir/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER