Harga Minyak Naik, Terkerek Lonjakan Permintaan BBM

Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 01 Feb 2018 07:15 WIB
Harga minyak berbalik naik (rebound) dari penurunan sebelumnya karena persediaan minyak yang naik diimbangi oleh permintaan kuat produk Bahan Bakar Minyak.
Harga minyak berbalik naik (rebound) dari penurunan sebelumnya karena persediaan minyak yang naik diimbangi oleh permintaan kuat produk Bahan Bakar Minyak. (REUTERS/Sergei Karpukhin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak berbalik naik (rebound) dari penurunan sebelumnya pada perdagangan Rabu, setelah Departemen Energi AS mengatakan persediaan minyak naik untuk pertama kalinya dalam hampir tiga bulan, namun diimbangi oleh permintaan yang kuat untuk produk bensin dan distilasi atau Bahan Bakar Minyak (BBM).

Dilansir dari Reuters, selain itu terdapat juga berita bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Mentah (OPEC) mempertahankan program pemangkasan pasokan yang besar di bulan Januari.

Harga minyak mentah berjangka berakhir lebih tinggi untuk bulan kelima berturut-turut. Harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) menguat 7,7 persen pada Januari, bulan terbaik untuk harga kontrak sejak September.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

OPEC dan produsen lainnya termasuk Rusia terus menerapkan kepatuhan yang kuat untuk memangkas stok minyak.


Anggota OPEC memangkas produksi sebesar 1,8 juta barel per hari sampai akhir 2018, dan sebuah survei Reuters pada hari Rabu menunjukkan anggota kartel tersebut telah mencapai pengurangan pasokan hingga 138 persen.

Secara keseluruhan, produksi OPEC naik pada bulan Januari dari level terendah delapan bulan. Salah satu alasan untuk kepatuhan program pemangkasan yang tinggi adalah penurunan tajam stok di Venezuela karena krisis ekonomi di sana.

Harga minyak mentah WTI berakhir naik 23 sen menjadi US$64,73 per barel, naik 0,4 persen, setelah mencapai level terendah US$63,92. Sementara harga minyak mentah Brent naik 3 sen menjadi US$69,05 per barel.

Persediaan minyak AS naik 6,8 juta barel dalam pekan hingga 26 Januari, setelah penurunan 10 minggu berturut-turut, yang telah menurunkan pasokan ke tingkat terendah sejak awal 2015.

Kenaikan tersebut jauh melampaui ekspektasi kenaikan sebesar 126 ribu barel. Analis mencatat bahwa para penyuling minyak telah memotong aktivitas, sementara produksi minyak mentah AS terus meningkat.

Harga minyak tergelincir segera setelah berita tersebut, namun rebound setelah informasi penarikan stok bensin hingga 2 juta barel yang cukup mengejutkan. Hal itu menunjukkan permintaan untuk produk mungkin cukup untuk membatasi penumpukan persediaan musiman.


"Persediaan bensin yang lebih rendah, dikombinasikan dengan permintaan bensin yang kuat untuk memulai tahun ini, menjadi pertanda baik bagi harga minyak mentah ke depan. Dolar melemah dan itu juga positif untuk harga minyak," kata Rob Thummel, Manajer Portofolio Tortoise di Leawood, Kansas.

Administrasi Informasi Energi AS (EIA) menyatakan bahwa produksi meningkat menjadi 9,92 juta barel per hari, mendekati rekor produksi negara sebesar 10,04 juta barel per hari pada tahun 1970.

Produksi diperkirakan mencapai 11 juta barel per hari pada 2019. Pekan ini, ExxonMobil mengatakan bahwa pihaknya ingin melipatgandakan produksinya di Permkin Basin Texas menjadi 600 ribu barel per hari dalam waktu tujuh tahun.

Sementara, didorong oleh kenaikan harga minyak mentah, perusahaan energi AS menambah 12 pengebor (rig) minyak pekan lalu, kenaikan mingguan terbesar sejak Maret. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER