Jakarta, CNN Indonesia -- Sri Suparti, agen asuransi, merogoh kocek Rp1,8 juta untuk mengganti uang nasabahnya yang membeli polis di PT Asuransi Jiwa Bumiputera (PT AJB). Alasannya, PT AJB bersulih nama menjadi PT Asuransi Jiwa Bhinneka (Bhinneka Life), dan bukan bagian dari
Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912.
Dalam rangka restrukturisasi, AJB Bumiputera sempat menjalin kerja sama dengan PT Evergreen Invesco Tbk yang kemudian melahirkan perusahaan baru, yaitu PT AJB, yang merupakan tempat peralihan bisnis baru AJB Bumiputera. Artinya, selama dalam kemitraan, AJB Bumiputera tidak menerbitkan polis baru.
Informasi lebih detil itu, kata Sri Suparti, tidak diperolehnya saat mengakuisisi nasabah baru. Ia mengaku, hanya mengetahui bahwa AJB Bumiputera mulai beroperasi sebagai Perusahaan Terbatas (PT).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Produknya itu
unitlink (produk asuransi jiwa berbasis investasi) dengan premi Rp1,8 juta. Lalu, ada informasi PT AJB ganti nama. Nasabah saya tidak tahu. Dia tahunya Bumiputera, bukan Bhinneka," ujarnya, akhir pekan lalu.
Karena merasa tak enak hati, Sri pun memutuskan mengganti uang tersebut. Lagipula, pengajuan polis di PT AJB belum lengkap, terkendala oleh pengisian data ahli waris.
"Ya sudah, sementara saya tahan dulu. Uang premi nasabah yang sudah masuk di PT, saya yang ganti. Kan nasabah tidak tahu," terang agen yang bermitra dengan AJB Bumiputera sejak 2008 silam.
Selama menanti kepastian dari AJB Bumiputera, Sri mengaku tidak akan mengakuisisi nasabah baru. Ia memutuskan untuk berhenti sementara menjual asuransi. Sebab, ia khawatir, kejadian seperti nasabah tersebut di atas berulang.
Toh, ia memiliki pekerjaan sampingan lain sebagai pedagang
online shop dan katering. Bahkan, ia juga masih mengandalkan suami untuk kebutuhan sehari-hari. "Saya jual asuransi buat tambahan saja untuk jalan-jalan, belanja sepatu dan baju," tutur dia.
Cerita berbeda datang dari Darmiah Muslim. Agen asuransi AJB Bumiputera sejak Juni 2006 itu banyak mencari bisnis di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Belum lama, ia sukses mengakuisisi nasabah baru dari kalangan Kemendagri untuk pembelian polis dengan uang pertanggungan cukup besar.
Kemudian, muncul informasi PT AJB menjadi Bhinneka Life. Padahal, polis kadung terbit dan tertulis sebagai polis Bumiputera. Nasabah panik dan menghubungi Darmiah untuk menarik seluruh dananya. Masalahnya, karena produk yang dijual merupakan investasi, sehingga ada biaya-biaya yang membuat penarikan dana tidak utuh.
"Saya sudah jelaskan ke nasabah. Ini belum BEP (
break event point). Tapi, nasabah saya ngotot, khawatir uangnya tak bisa ditarik sama sekali di kemudian hari. Makanya, dia minta dicairkan saja. Saya bener-benar tidak enak, ini kan menyangkut nama baik saya di lingkungan Kemendagri," terang dia.
Persoalannya, ia mengaku tak sanggup mengembalikan uang nasabah dengan utuh karena potongan biaya-biaya dalam asuransi berbasis investasi cukup besar. Kalau pun komisi yang diperolehnya dikembalikan, jumlahnya tidak akan cukup menutup potongan uang nasabah.
"Kalau di asuransi, biaya akusisi dan lain-lain itu kan tidak semuanya masuk kantong saya. Semua ikut menikmati. Makanya, saya stres banget. Kenapa bisa tiba-tiba perusahaan ganti," pungkasnya.
Kisruh di Kalangan Agen Salah satu manajemen di kantor pusat AJB Bumiputera mengatakan, sebanyak 15 ribu agen aktif yang sempat diangkut Bhinneka Life, eks PT AJB, meminta untuk kembali ke AJB Bumiputera.
Menurut para agen, seperti disampaikan sumber
CNNIndonesia.com yang tidak mau namanya disebutkan, mereka tidak pernah memilih pindah perusahaan. "Yang mereka tahu, sekarang jualan di bawah PT. Tapi kalau bukan Bumiputera, mereka tidak mau," katanya.
Ia bahkan menyebut, terjadi kisruh di beberapa kantor cabang. Meski telah berganti nama menjadi Bhinneka Life, sejumlah tenaga pemasar masih menjual produk dengan nama Bumiputera. Padahal, kegiatan usaha AJB Bumiputera masih terbatas mengelola polis lama dan pembayaran klaim untuk polis lama.
Catatan Redaksi: Paragraf keempat dan kelima dalam artikel ini telah mengalami koreksi.
(asa)