Aset Manajemen Milik Yusuf Mansur Incar Rp2 Triliun Tahun Ini

Agustiyanti | CNN Indonesia
Kamis, 22 Feb 2018 16:13 WIB
PT PayTren Aset Manajemen menargetkan dana kelolaan (asset under management/AUM) pada sepanjang tahun ini mencapai Rp2 triliun.
PT PayTren Aset Manajemen menargetkan dana kelolaan (asset under management/AUM) pada sepanjang tahun ini mencapai Rp2 triliun. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PayTren Aset Manajemen menargetkan dana kelolaan (asset under management/AUM) pada sepanjang tahun ini mencapai Rp2 triliun. Guna mencapai target tersebut, dalam waktu dekat, Paytren rencananya akan mengeluarkan empat produk reksa dana baru.

Direktur Utama PayTren Aset Manajemen Ayu Widuri menuturkan, perusahaan manajemen aset besutan Ustaz Yusuf Mansur ini akan berupaya mengejar jumlah pemegang rekening mencapai sekitar 500 ribu pada tahun 2018.

Penambahan jumlah rekening, menurut Ayu, akan dilakukan pihaknya dengan menggaet nasabah Paytren yang mengelola sistem pembayaran (PT Verita Sentosa Internasional).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Saat ini nasabah Paytren yang pembayaran kan jumlahnya mencapai 2 juta, kalau kami bisa dapat 25 persen saja sudah 500 ribu rekening. Tahun ini kami juga targetkan AUM sekitar Rp2 triliun," ujar Ayu kepada CNNIndonesia.com, Kamis (22/2).

Saat ini, diakui Ayu, dana kelolaan perusahaan memang baru mencapai Rp1,2 miliar. Pasalnya, pihaknya baru benar-benar beroperasi pada awal Februari lalu.

"Ini (Rp2 triliun) bukan angka yang muluk. Ke depan, setelah Paytren yang pembayaran mendapatkan izin, kami akan sinkronkan. Nantinya, produk kami bisa dijual di aplikasi Paytren pembayaran yang ada saat ini," jelas dia.


Guna menambah jumlah nasabah dan dana kelolaan, pihaknya pun menurut Ayu, akan memperbanyak produk reksa dana yang dimiliki perusahaan. Saat ini, pihaknya sedang memproses empat produk baru, satu produk endowment fund (dana abadi) dan tiga lainnya merupakan produk reksa dana investasi infrastruktur yang berbentuk kontrak investasi kolektif (dinfra).

"Dinfra ini berbeda dengan RDPT yang jumlah investornya terbatas. Ini juga bisa kami jual ritel, tapi mungkin minimal investasinya lebih besar, sekitar Rp1 juta atau Rp5 juta," terang dia. (gir/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER