Bangun Pembangkit Listrik, PLN Dapat Pinjaman 80,8 Juta Euro

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 23 Feb 2018 14:31 WIB
Proyek pembangkit listrik di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang dibangun oleh kontraktor asal Polandia Rafako akhirnya mendapatkan kepastian pembiayaan.
Proyek pembangkit listrik di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang dibangun oleh kontraktor asal Polandia Rafako akhirnya mendapatkan kepastian pembiayaan. (Dok. PLN).
Jakarta, CNN Indonesia -- Proyek pembangkit listrik di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang dibangun oleh kontraktor asal Polandia Rafako akhirnya mendapatkan kepastian pembiayaan.

Hal itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian pinjaman antara bank pembangunan Polandia Bank Godpodarstwa Krajowego (BGK) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) senilai 80,8 juta euro atau setara dengan Rp1,36 triliun (kurs Rp16.850 per euro).

Dalam keterangan resmi, Rafako menyatakan pihaknya akan membangun dua unit pembangkit listrik berkapasitas masing-masing 50 Megawatt (MW). Porsi investasi perusahaan pada proyek tersebut mencapai 35 persen atau setara dengan 950 juta zloty.

Dalam kontrak kerja dengan pihak Indonesia, paket pembiayaan dipersiapkan secara bersama-sama oleh BGK dan Korporacja Ubezpieczeń Kredytów Eksportowych (KUKE). KUKE juga menyediakan Rafako jaminan pelaksanaan kontrak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembangunan blok pertama akan menghabiskan waktu 36 bulan. Kemudian, blok kedua akan membutuhkan waktu 39 bulan.

"Berkat kinerja yang efisien dari BGK dan KUKE, kontrak besar pertama kami di Indonesia telah menjadi kenyataan. Berkat rampungnya perjanjian pembiayaan investasi, proyek ini menjadi benar-benar aman bagi Rafako terkait risiko finansial," papar Presiden Rafako Agnieszka Wasilewska-Semail dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (23/2).

Agnieszka menambahkan perusahaan melekat ke Indonesia dengan membawa harapan tinggi mengingat Indonesia saat ini tengah menjalankan pembangunan mega proyek pembangkit listrik dengan kapasitas total mencapai 35 ribu MW.

Perusahaan ingin membangun blok energi dengan kapasitas berkisar 50 hingga 100 MW di pulau-pulau kecil di Indonesia. Tak berhenti di proyek ini, perusahaan saat ini sedang mempersiapkan penawaran untuk tiga lelang yang akan berjalan.

Pembiayaan ke perusahaan asing yang dikucurkan oleh BGK merupakan bagian dari program pemerintah untuk mendukung pembiayaan ekspor bekerja sama dengan KUKE. Program ini juga mencapai kebijakan asuransi kredit ekspor.

Pembiayaan kepada Rafako ini merupakan yang terbesar dari program dukungan ekspor yang dikucurkan oleh BGK kepada perusahaan asing dan merupakan yang pertama di Indonesia. (lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER