Deklarasi Jokowi Capres 2019 Tak Pengaruhi Kenaikan IHSG

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Jumat, 23 Feb 2018 17:22 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Jumat (23/2), ditutup naik 26,74 poin (0,4 persen) ke level 6.619 setelah bergerak di antara 6.608-6.659.
Presiden Joko Widodo berpidato saat penutupan pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir 2017. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit (rebound) meski tipis sebesar 0,4 persen ke level 6.619 pada akhir pekan ini, Jumat (23/2). Sementara di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah ditutup menguat 17 poin (0,12 persen) di Rp13.668 per dolar AS.

Kebangkitan ini bersamaan dengan penetapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon Presiden periode 2019-2024.

Namun, Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menilai kenaikan IHSG ini hanya didorong oleh isu individual per emiten atas laporan keuangan tahun 2017. Pasalnya, jumlah transaksi investor juga belum meningkat tajam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jumlah transaksi hanya Rp9,37 triliun, kenaikan juga tipis IHSG nol koma sekian persen," kata Alfred kepada CNNIndonesia.com, Jumat (23/2).

Menurut Alfred, penguatan hari ini masih ditopang oleh penguatan harga komoditas, seperti batu bara dan minyak dunia. Kemudian beberapa emiten perbankan yang bangkit karena terkoreksi pada perdagagan sebelumnya.

Bila dirinci, harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menguat 0,53 persen ke level Rp3.790 per saham, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menguat 1,46 persen ke level Rp24.250 per saham, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menguat 0,77 persen ke level Rp9.850 per saham.

"Kalau memang karena penetapan Presiden Jokowi sebagai calon Presiden lagi maka seharusnya seluruh sektor menguat, ini kan belum," ujar Alfred.

Adapun, ia berpendapat, IHSG dalam satu bulan ke depan masih belum memiliki sentimen positif yang dapat mendongkrak IHSG secara signifikan. Masalahnya, pelaku pasar masih menunggu kepastian The Fed dalam menetapkan suku bunga.

"Jadi pelaku pasar masih masih wait and see, kalau hari ini koreksi orang besok masuk, kemudian kalau hari ini naik nanti pada ambil untung," terang Alfred.

Bahkan, sentimen makro berupa jelang rilis tingkat inflasi minggu depan juga tidak berpengaruh banyak pada laju IHSG. Untuk itu, ia memprediksi, IHSG hanya berada dalam rentang support 6.300 dan resistance 6.760 hingga akhir Maret mendatang.

RTI Infokom mencatat, investor membukukan transaksi sebesar Rp9,37 triliun dengan volume 15,8 miliar lembar saham. Sementara, perdagangan di pasar reguler hari ini, investor asing tercatat jual bersih (net sell) sebesar Rp51,2 miliar.

Sebanyak 207 saham naik, 154 saham turun, dan 114 saham tidak bergerak. Sementara delapan dari 10 indeks sektoral menguat. Penguatan terbesar dialami oleh sektor aneka industri yang turun sebesar 2,16 persen.

Dari Asia, mayoritas indeks saham bergerak menguat. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei225 di Jepang yang naik sebesar 0,72 persen, indeks Kospi di Korsel naik sebesar 1,54 persen, dan indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,97 persen.

Sore ini, mayoritas indeks saham di Eropa bergerak melemah sejak dibuka tadi siang. Indeks FTSE100 di Inggris bergerak turun 0,22 persen, indeks DAX di Jerman turun 0,12 persen, dan indeks CAC di Perancis turun 0,11 persen. (lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER