Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal bergerak volatil pada awal pekan ini, Senin (26/2), dipicu perilaku pelaku pasar yang menanti data inflasi bulan Januari 2018.
Analis Samuel Sekuritas Muhammad Al Fatih mengatakan belum ada sentimen positif dari dalam negeri yang bisa mendorong IHSG bergerak signifikan. Dengan demikian, data makro inflasi akan jadi pertimbangan pelaku pasar nantinya dalam bertransaksi pekan ini.
"Data-data ekonomi ada yang keluar pada awal bulan, biasanya inflasi dan penjualan mobil," terang Al Fatih kepada CNNIndonesia.com, Senin (25/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pelaku pasar juga masih menunggu kepastian The Fed menentukan tingkat suku bunga acuan. Sebagian besar pihak memprediksi suku bunga acuan The Fed naik lebih cepat.
"Suku bunga The Fed naik lebih cepat dan untuk tahun ini diprediksi naik tiga kali," terang Al Fatih.
Menurut Al Fatih, pada pekan ini IHSG akan bergerak dalam rentang support 6.522-6.575 dan resistance 6.700-6.800.
Sementara itu, analis KGI Sekuritas Indonesia Yuganur Wijanarko menyatakan pelaku pasar sebaiknya mencari strategi dalam bertransaksi ketika pasar masih dalam posisi jenuh beli.
"Pelaku pasar sebaiknya trading jangka pendek dengan buy on weakness dan tidak tergoda untuk mengejar momentum kenaikan," terang Yuganur.
Menurutnya, pasar modal dalam negeri masih berada dalam area konsolidasi. Hal ini sudah terjadi sejak pekan lalu pasca penguatan IHSG sebelumnya.
Beruntung, IHSG sepanjang pekan lalu masih menguat meski tipis sebesar 0,43 persen ke level 6.619. Dengan demikian, nilai kapitalisasi juga meningkat 0,43 persen menjadi Rp7.363 triliun.
(lav)