Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi semakin tertekan pada perdagangan hari ini, Kamis (1/3), dipicu nilai tukar rupiah anjlok hingga Rp13.750 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Minimnya sentimen dari dalam negeri dimana rupiah masih melanjutkan pelemahan membuat laju IHSG tertahan kenaikannya," papar analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada melalui risetnya, Kamis (1/3).
Sementara itu, koreksi yang terjadi di bursa saham Asia juga akan menambah sentimen negatif bagi pergerakan pasar modal dalam negeri.
Terpantau, indeks Nikkei225 di Jepang turun sebesar 1,44 persen, indeks Kospi di Korsel turun sebesar 1,17 persen, dan indeks Hang Seng di Hong Kong turun 1,36 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reza melanjutkan pelaku pasar juga menahan aksi beli seiring dengan menghembusnya kabar rencana kenaikan suku bunga The Fed yang lebih cepat tahun ini.
"The Fed mengindikasikan adanya potensi kenaikan suku bunga seiring pemulihan yang terjadi pada ekonomi AS," sambung Reza.
Maka itu, Reza masih memasang target pergerakan IHSG hari ini berada dalam rentang
support 6.566-6.579 dan
resistance 6.615-6.627.
Berbeda, Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya meramalkan IHSG menguat pada penutupan sore ini karena pelaku pasar merespons positif rilis data inflasi bulan Februari 2018.
"Rilis data perekonomian awal bulan disinyalir masih akan menunjukkan kondisi perekonomian yang terkendali," terang William.
Menurut William, data itu akan menjadi sentimen positif bagi IHSG untuk jangka menengah dan panjang. Untuk hari ini, ia memprediksi, IHSG bergerak dalam rentang
support 6.555 dan
resistance 6.728.
Sebagai informasi, IHSG kemarin turun tipis 0,02 persen ke level 6.597 setelah bergerak di antara 6.564-6.609. Pelaku pasar asing masih terus mencatatkan jual bersih atau net sell dan lebih dari 200 saham bergerak melemah.
(lav)