Ambisi Ustaz Yusuf Mansyur Miliki Bank Muamalat

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 02 Mar 2018 17:05 WIB
Ustaz Yusuf Mansyur menggerakkan umat dalam kegiatan pembukaan rekening di Bank Muamalat. Yusuf sempat menyatakan ingin menambah modal Bank Muamalat.
Ustaz Yusuf Mansyur menggerakkan umat dalam kegiatan pembukaan rekening di Bank Muamalat. Yusuf sempat menyatakan ingin menambah modal Bank Muamalat. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Langit yang masih gelap tak menyurutkan niat Wandi (32) untuk mengendarai sepeda motornya dari Cianjur menuju kantor pusat Bank Muamalat di wilayah Kuningan, Jakarta Selatan. Berbekal kepercayaan pada Ustaz Yusuf Mansyur dan uang Rp200 ribu, Wandi menempuh jarak lebih dari 100 km hanya untuk membuka rekening di bank syariah tertua di Indonesia tersebut.

"Saya ingin membuka tabungan di Muamalat," ujar Wandi kepada CNNIndonesia.com saat ditemui Muamalat Tower, Rabu (28/2).

Wandi merupakan satu dari seribu lebih jemaah Yusuf Mansyur yang hadir pada acara pembukaan tabungan secara berjemaah di kantor pusat Bank Muamalat pada Rabu lalu (28/2). 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Yusuf Mansyur disebut-sebut akan membantu permodalan Bank Muamalat. Ketika ditanya rencana pembelian saham Bank Muamalat, ia enggan berkomentar banyak. Namun, ia tidak memungkiri niatnya untuk membantu permodalan perusahaan. "Nanti saja tunggu OJK yang mengumumkan," tutur pemilik aplikasi layanan jasa keuangan Paytren itu.


Wandi melanjutkan, ini kali pertamanya membuka rekening di bank syariah. Ia tertarik untuk menabung Bank Muamalat karena bisa terintegrasi dengan aplikasi Paytren yang dimilikinya. Selain menjadi wiraswasta, Wildan memang mengisi waktu luangnya dengan menjadi mitra Paytren, aplikasi layanan keuangan berbasis teknologi (fintech) milik Yusuf.

Wandi mengaku, tak keberatan menempuh jarak jauh karena mementingkan rasa kebersamaan sesama umat muslim. Informasi tentang acara pembukaan rekening bersama diperolehnya dari grup Whatsapp yang beranggotakan sesama mitra Paytren.

Pemberitaan mengenai kondisi permodalan dan mundurnya PT Minna Padi Investama sebagai pembeli saham perusahaan tidak membuatnya ragu untuk menempatkan uangnya. "Saya tidak ragu. Saya tidak takut. Saya kan juga sama pak ustaz," katanya.


Senada dengan Wandi, Evi (48) juga baru pertama kali membuka rekening di bank syariah. Ia mengaku diajak oleh rekannya untuk membuka rekening Bank Muamalat karena baru menjadi anggota Paytren di sela kesibukannya sebagai ibu rumah tangga. Terlebih, ia ingin mendengarkan tausiah dari ustaz Yusuf Mansyur.

Peran ulama sebagai penggerak umat amat terlihat dari kegiatan pembukaan rekening simpanan berjamaah ini. Maulana, seorang petugas keamanan di Muamalat Tower mengungkapkan, sebagian jemaah ustaz Yusuf Masyur sudah tiba sejak Subuh dari berbagai kota di Indonesia.

"Untuk yang datang sejak subuh tadi, menunggu dulu di masjid belakang," terang Maulana.


Yusuf yang kala itu datang menggunakan seragam berwarna hitam berlogo Paytren, tampak ramah menyapa jamaahnya. Bagi Yusuf, Bank Muamalat merupakan simbol perbankan syariah di Indonesia yang perlu terus didukung. Ia berharap, 2,2 juta pengguna Paytren bersedia membuka rekening di Bank Muamalat.

"Kami ingin menunjukkan bahwa kami percaya Bank Muamalat sehat, bagus, tangguh dan solid. Kalau bukan kita-kita (umat muslim), siapa lagi?," imbuh dia.

Nasabah Lama Tak Bergeming

Bank syariah tertua ini memang bisa dibilang beruntung. Selain dihampiri nasabah baru, nasabah lama pun tak bergeming dengan berbagai kabar miring.


Riswinandi Muhammad (29), misalnya, karyawan swasta yang sudah menjadi nasabah sejak duduk di SMP ini meyakini Bank Muamalat akan tetap bertahan. Bank Muamalat dinilai telah memiliki rekam jejak yang panjang.

"Dulu pun waktu mau diambil alih oleh Minna Padi, peminatnya banyak. Kalau Minna Padi tak jadi, masih ada yang lain kan? Cuma belum dieksekusi saja," belanya.

Namun, ia tak memungkiri, ada perasaan khawatir. Rasa khawatir inilah yang membuatnya tak tergesa-gesa ingin menambah deposito atau investasinya yang sudah mencapai lebih dari Rp50 juta.


"Tetapi, dana saya yang sudah saya taruh di situ (Bank Muamalat) tidak akan saya tarik, karena rekam jejaknya yang panjang," terang Riswinandi kepada CNNIndonesia.com pekan lalu.

Menurut Riswinandi, dari sisi imbalan, sebenarnya menabung di bank syariah tak menarik jika dibandingkan bank konvensional. Namun, ia mengaku lebih nyaman menempatkan dana dengan prinsip syariah. Tak ayal, hingga saat ini, ia hanya memiliki tiga rekening pada bank syariah.

Senada, Ahmad Mikail (29), juga meyakini Bank Muamalat masih aman. Baginya, perusahaan terlalu besar untuk ambruk. Terlebih bankyang berdiri sejak 1991 ini merupakan ikon perbankan syariah.


"Buat saya, Bank Muamalat too big too fail. Dengan aset besar dan umur lebih dari 20 tahun, tidak mungkin bank sebesar dan selama itu untuk bangkrut," terang dia.
Kalaupun jatuh, Ahmad percaya Bank Muamalat akan diselamatkan oleh regulator. "Bank Century saja bisa diselamatkan pemerintah, apalagi Bank Muamalat yang magnitudenya lebih besar," ungkapnya.

Bagi Ahmad, minimnya kondisi permodalan tak memengaruhinya selama likuiditas bank masih aman dan manajemen mampu mengelola risiko operasional.
Saat ini, sekitar 30 hingga persen dari tabungan Ahmad ditempatkan di Bank Muamalat. Sisanya, ditempatkan di dua rekening bank syariah lainnya.

CNNIndonesia.com juga berkesempatan mengunjungi salah satu kantor cabang Bank Muamalat. Aktivitas perbankan tampak normal dengan tiga orang nasabah di dalamnya.


Salah seorang customer service Bank Muamalat yang enggan disebutkan namanya bilang, pemberitaan yang beredar di media tak memengaruhi minat nabasah. Menurutnya, nasabah seharusnya tidak perlu takut karena Bank Muamalat merupakan bank yang simpanan nasabahnya dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

"Insyaallah, keadaan kami masih baik. Kami kan di bawah pengawasan OJK juga. Operasional masih berjalan seperti biasa," jelasnya. (agi/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER