Jakarta, CNN Indonesia -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyebut, tak semua pengusaha dirugikan oleh kondisi pelemahan nilai tukar (kura) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini. Beberapa sektor usaha, bahkan justru diuntungkan oleh kondisi tersebut.
Ketua umum Kadin Rosan Perkasa Roeslani menyebut, perusahaan-perusahaan berbasis ekspor, seperti tambang dan kelapa sawit justru tengah semringah dengan kondisi rupiah saat ini. Pasalnya, perusahaan-perusahaan tersebut memperoleh pendapatan dalam dolar AS.
"Ada pengusaha yang senang dolar menguat, seperti perusahaan yang berbasis ekspor, misalnya tambang dan sawit. Kalau dolar naik, mereka senang. Jadi, tergantung bicara dengan yang mana. Kalau yang ekspor tentu lebih senang karena mereka cost-nya dalam rupiah," kata Rosan di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (6/3)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, menurut dia, dunia usaha secara keseluruhan berharap agar kurs dolar tidak naik turun secara signifikan. Pasalnya, nilai tukar rupiah yang tidak stabil dapat menyulitkan pengusaha untuk melakukan perhitungan dan perencanaan kedepannya.
"Kami harap kenaikannya (dolar) ini tidak terlalu banyak. Karena buat kami para pengusaha, stabilitas lah jadi kalau misalnya naik, ya jangan naik terus turun terlalu dalam," kata.
Ia sendiri berharap, nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak mencapai Rp14.000 per dolar AS. Meskipun demikian, Ia menyebutkan, dunia usaha sudah mengantisipasi kenaikan dolar AS .
"Kalau dari dunia usaha akan ada penguatan dolar karena Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) akan menaikan suku bunga acuannya, kami sudah mengantisipasi," terang Rosan.
Sebagai informasi, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), per hari ini (6/3) nilai tukar dolar terhadap rupiah menyentuh angka Rp13.750 dan sempat menyentuh angka Rp13.793 di hari Kamis (1/3) lalu
(agi)