Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Syariah Mandiri (BSM) membukukan laba bersih sebesar Rp365 miliar sepanjang tahun 2017. Capaian itu meningkat 12,22 persen bila dibandingkan dengan laba bersih pada tahun 2016 Rp325 miliar.
Direktur Utama BSM Toni EB Subari menjelaskan, penopang utama laba bersih tahun lalu berasal dari peningkatan margin bagi hasil bersih sebesar 15,35 persen menjadi Rp4,64 triliun dan
fee based income yang naik 9,67 persen menjadi Rp943 miliar.
"Pertumbuhan margin bagi hasil bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan pembiayaan dan perbaikan kolektibilitas pembiayaan," ucap Toni, Kamis (8/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang tahun lalu, jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh BSM naik 9,2 persen dari Rp55,58 triliun di 2016 menjadi Rp60,69 triliun. Pembiayaan tersebut terutama didorong bisnis konsumsi,
pawning, dan UMKM sebesar Rp34,31 triliun, naik dari sebelumnya Rp30,78 triliun.
"Pembiayaan segmen korporasi tumbuh 5,5 persen yang semula Rp24,77 triliun menjadi Rp26,13 triliun," tutur Toni.
Tumbuh tipisnya pembiayaan di segmen korporasi, menurut Tony, lantaran pihaknya hanya fokus pada beberapa sektor tertentu. Toni mengklaim, BSM hanya menyasar sektor infrastruktur, pendidikan, perkebunan, kesehatan, dan perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Sementara untuk pembiayaan segmen UMKM, perusahaan memiliki portofolio sebesar 21,77 persen," ungkap Toni.
Untungnya, kenaikan penyaluran pembiayaan ini tidak membuat rasio kredit bermasalah
(Non Performing Financing/NPF) meningkat. Tercatat,
NPF nett perusahaan turun menjadi 2,71 persen dari 3,13 persen.
Lebih lanjut Toni memaparkan, Dana Pihak Ketiga (DPK) sepanjang tahun 2017 tercatat naik 11,37 persen. Alhasil, total DPK akhir tahun lalu mencapai Rp77,9 triliun dari sebelumnya Rp69,95 triliun.
"Mayoritas DPK merupakan dana murah, angkanya Rp40,36 miliar, setara dengan 51,8 persen dari total DPK," jelas Toni.
Secara rinci, dana murah perusahaan tumbuh 16,36 persen didorong oleh tabungan yang meningkat 13,13 persen dan giro yang tumbuh 29,31 persen.
(agi)