Kantongi Rp23 T di 2017, BCA Masih Punya Untung yang Tertunda

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Kamis, 08 Mar 2018 18:59 WIB
Pertumbuhan laba BCA di tahun lalu sebesar 13,1 persen (yoy), melambat dibandingkan 2016 lalu yang tercatat tumbuh 14,4 Persen.
Pertumbuhan laba BCA di tahun lalu sebesar 13,1 persen (yoy), melambat dibandingkan 2016 lalu yang tercatat tumbuh 14,4 Persen. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Central Asia Tbk atau BCA mencatat laba bersih mencapai Rp23,3 triliun sepanjang 2017, tumbuh 13,1 persen dari Rp20,6 triliun pada 2016. Pertumbuhan tersebut, sedikit melambat dibanding 2016 yang mencapai 14,4 persen.

Melambatnya pertumbuhan laba tersebut, berbanding terbalik dengan membaiknya pertumbuhan penyaluran kredit perseroan di tahun lalu. Tahun lalu, BCA membukukan kredit tumbuh 12,4 persen (yoy) menjadi Rp468 triliun, lebih tinggi dibanding 2016 yang hanya tumbuh 7,3 persen (yoy).

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, pertumbuhan laba 2017 yang lebih rendah dibandingkan 2016 terjadi karena penyaluran kredit bank baru meroket jelang akhir tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tercatat, pertumbuhan kredit BCA kuartal III 2017 baru sebesar 5,7 persen (yoy). Hal ini membuat pendapatan bunga dari kredit tersebut belum masuk kantong perusahaan pada saat tutup buku 2017, sehingga belum pula memberi sumbangan pada laba bersih.

"Pertumbuhan kredit kami di ujung tahun kemarin, padahal pendapatan bunga itu efek besarnya dari kredit yang sudah diambil sepanjang tahun. Sedangkan kami baru naik di ujung, jadi belum langsung masuk dan kelihatan," ujar Jahja kepada CNNIndonesia.com usai paparan kinerja perusahaan, Kamis (8/3).

Jahja berharap, pendapatan bunga dari lonjakan kredit pada kuartal IV 2017 bisa dirasakan BCA pada tahun ini, sehingga laba bersih pada tahun ini dapat meningkat lebih tinggi.


Sementara bila dibedah, sumbangan laba bersih tahun kemarin masih didominasi oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp41,8 triliun atau tumbuh 4,1 persen dari tahun sebelumnya.

Meski begitu, pendapatan operasional lainnya sebenarnya tumbuh lebih tinggi, yaitu mencapai 11,5 persen menjadi Rp15,1 triliun pada 2017. "Pencapaian kinerja di tahun 2017 sejalan dengan pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK), terutama pada giro dan tabungan," katanya.

Lalu, dari sisi pertumbuhan kredit mencapai 12,4 persen ditopang oleh kredit korporasi yang tumbuh 14,5 persen menjadi Rp177,3 triliun. Diikuti kredit konsumer yang meningkat 12,1 persen menjadi Rp122,8 triliun.

Sumbangan lain berasal dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang tumbuh 14,2 persen menjadi Rp73 triliun dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) meningkat 10 persen menjadi Rp38,3 triliun.

Sedangkan kartu kredit naik 6,9 persen menjadi Rp11,5 triliun, kredit komersial serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) meningkat 10,3 persen menjadi Rp167,5 triliun.


Dari sisi kualitas kredit, tercatat rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) terkerek dari 1,3 persen menjadi 1,5 persen pada tahun ini. Meski membengkak, Jahja menilai rasionya masih sesuai dengan strategi perusahaan. Angka NPL tersebut juga masih berada di bawah industri yang berada di angka 2,6 persen.

"Yang penting kami di bawah industri. Tapi kalau bisa turun ya syukur, kalau tidak ya setidaknya dipertahankan di 1,5 persen pada tahun ini juga," katanya.

Tahun lalu, BCA juga telah membentuk pencadangan kredit sebesar Rp14,6 triliun, hanya meningkat 5,2 persen dari 2016. Saat ini, rasio pencadangan kredit bermasalah sebesar 190,7 persen.

Di sisi lain, DPK perseroan tahun lalu tumbuh 9,6 persen menjadi Rp581,1 triliun dengan kontribusi dari dana giro dan tabungan (Current Account and Savings Account/CASA) sekitar 76,3 persen. Giro tumbuh 9,7 persen menjadi Rp151,3 triliun dan dana tabungan naik 8,2 persen menjadi Rp292,4 triliun.

Sementara, rasio kredit terhadap pendanaan sebesar 78,2 persen dan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) mencapai 23,1 persen. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER