
Mendag Sebut RI Siap Perang Dagang dengan Uni Eropa
Jumat, 09 Mar 2018 16:57 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan siap melakukan perang dagang jika ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) diharamkan di Uni Eropa. Uni Eropa saat ini tengah berencana mengeluarkan larangan penggunaan CPO sebagai bahan baku biofuel.
"Kalau perang dagang sudah dilakukan kami siap," kata Enggar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (8/3).
Enggar menyebut, Indonesia bisa membalas Uni Eropa dengan menahan produk impor asal negara-negara tersebut untuk masuk ke Indonesia. Dalam waktu dekat, Enggar berencana bertemu dengan Duta Besar Perancis untuk Indonesia membahas keinginan pemerintah mempertimbangkan kembali izin produk susu bubuk asal negara tersebut.
"Kita diganggu sawitnya saya ganggu tuh mulai dari wine-nya. Kemudian Duta besar Perancis sudah mau bertemu, saya akan bilang sedang mempertimbangkan produk susu bubuk mereka. Toh izin impor di saya," tegas Enggar.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah tetap akan melakukan lobi ke Uni Eropa.
"Iya akan jelaskan karena mesti jelaskan apa dampaknya itu, kami kan sudah moratorium apa namanya kelapa sawit," kata Luhut.
Luhut menyebut pengurangan ekspor sawit yang cukup besar ke Uni Eropa dapat berdampak pada petani kelapa sawit di Indonesia. Saat ini, menurut dia, ada sekitar 16 juta petani kelapa sawit di Indonesia.
"Kelapa sawit ini kan ada 16 juta petani kecil kita. Kalau dilarang ya terbunuh petani kita. Jadi kami perbaiki lahan gambut dan masalah lingkungannya," terang Luhut.
Selain itu, kelapa sawit, meurut dia, juga memiliki potensi penerimaan negara yang besar, yakni mencapai US$50 miliar dalam kurun tiga sampai empat tahun kedepan. (agi/agi)
"Kalau perang dagang sudah dilakukan kami siap," kata Enggar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (8/3).
Enggar menyebut, Indonesia bisa membalas Uni Eropa dengan menahan produk impor asal negara-negara tersebut untuk masuk ke Indonesia. Dalam waktu dekat, Enggar berencana bertemu dengan Duta Besar Perancis untuk Indonesia membahas keinginan pemerintah mempertimbangkan kembali izin produk susu bubuk asal negara tersebut.
"Kita diganggu sawitnya saya ganggu tuh mulai dari wine-nya. Kemudian Duta besar Perancis sudah mau bertemu, saya akan bilang sedang mempertimbangkan produk susu bubuk mereka. Toh izin impor di saya," tegas Enggar.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah tetap akan melakukan lobi ke Uni Eropa.
"Iya akan jelaskan karena mesti jelaskan apa dampaknya itu, kami kan sudah moratorium apa namanya kelapa sawit," kata Luhut.
Luhut menyebut pengurangan ekspor sawit yang cukup besar ke Uni Eropa dapat berdampak pada petani kelapa sawit di Indonesia. Saat ini, menurut dia, ada sekitar 16 juta petani kelapa sawit di Indonesia.
"Kelapa sawit ini kan ada 16 juta petani kecil kita. Kalau dilarang ya terbunuh petani kita. Jadi kami perbaiki lahan gambut dan masalah lingkungannya," terang Luhut.
Selain itu, kelapa sawit, meurut dia, juga memiliki potensi penerimaan negara yang besar, yakni mencapai US$50 miliar dalam kurun tiga sampai empat tahun kedepan. (agi/agi)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Lihat Semua
BERITA UTAMA
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK