Jakarta, CNN Indonesia -- Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menargetkan ekspor produk mereka bisa tembus US$5 miliar tahun ini. Angka itu jauh lebih tinggi dari target yang ditetapkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang hanya US$2 miliar.
Ketua HIMKI Soenoto menjelaskan bahwa hasil kerajinan dan mebel anak bangsa yang diikutkan dalam suatu pameran dapat mendorong tercapainya target ekspor tahun ini.
Selain dari pameran, pengusaha mebel dan kerajinan Indonesia berniat tidak akan menerima pesanan ekspor untuk bahan baku atau bahan mentah. Pasalnya, harga yang dijual akan jauh lebih rendah daripada barang jadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada nilai tambah dan itu terbilang semangat instan," tutur Soenoto, Jumat (9/3).
Ia juga menyebut selama ini pengusaha mebel dan kerajinan turut dibantu oleh Kemenperin dan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Bantuan itu berupa regulasi dan dana sponsor.
"Industri ini sangat berhubungan dengan semua kementerian sebenarnya," ujar Soenoto.
Kendati demikian, ia menyebut, masih ada tantangan yang dihadapi industri, yakni perizinan yang masih menyulitkan. Padahal, industri mebel dan kerajinan Indonesia tengah bersaing dengan beberapa negara, seperti Vietnam dan Filipina dalam memasarkan produk ke berbagai negara.
"Kemudian ada tantangan juga dari perizinan yang menyulitkan, ada industri yang sampai berhenti karena tidak sanggup menghadapi perizinan yang banyak," papar Soenoto.
Adapun, total ekspor mebel dan kerajinan di Indonesia dalam dua tahun terakhir terbilang stagnan karena masih berkisar US$1,6 miliar. Namun, pencapaian tersebut tetap lebih tinggi dibandingkan target pemerintah sebesar US$1,04 miliar.
(agi)