Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan membutuhkan waktu 10 hari untuk mengkaji dampak kerusakan dari tumpahan minyak yang terjadi di Teluk Balikpapan.
Tim dari Kementerian LHK sudah diterjunkan ke lapangan sejak Sabtu (2/4) kemarin, sehingga hasil pemeriksaan Kementerian LHK diharapkan rampung pekan depan.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengatakan kajian itu meliputi luasan laut yang tercemar hingga jenis satwa-satwa yang terpapar dampak tumpahan minyak. Sejauh ini, Kementerian LHK baru memeriksa ikan pesut yang mati dan menemukan minyak di dalam tubuh hewan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua Direktur Jenderal saya di lapangan melakukan supervisi kepada PT Pertamina (Persero). Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK menghitung-hitung (nilai) bencana, dan Direktur Jenderal Konservasi melihat satwa apa saja yang terdampak," ujar Siti di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (4/4).
Menurut Siti, wilayah yang terpapar tumpahan minyak terbilang cukup luas, sehingga tim Kementerian LHK harus dipecah menjadi lima sub tim. Selain itu, pemeriksaan selama 10 hari ini sudah dianggap ideal, berkaca dari investigasi instansinya atas kerusakaan terumbu karang di Kepulauan Raja Ampat tahun lalu.
Sejauh ini, lanjut dia, Pertamina juga menunjukkan itikad baik untuk bekerja sama dengan Kementerian LHK. Siti berujar, bukan kali ini saja Pertamina berkoordinasi baik dengan pemerintah. Ketika menghadapi permasalahan serupa di Pulau Karimun Jawa dan Indramayu, Pertamina dianggapnya cukup kooperatif.
"Pertamina saya lihat cukup kooperatif. Karena Pertamina punya pengalaman banyak soal tumpahan minyak," ujar Siti.
Pemerintah Kota Balikpapan menetapkan status darurat bencana kasus pencemaran minyak di Teluk Balikpapan pada Senin (2/4). Hal itu diduga bersumber dari tumpahan minyak di perairan Balikpapan, Kaltim pada Sabtu (31/3).
Akibatnya, sedikitnya 162 kapal milik puluhan nelayan di Balikpapan, Kalimantan Timur tidak bisa melaut.
Namun, Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Balikpapan, Rahmat Mas'ud, menyatakan tumpahan minyak yang berada di Teluk Balikpapan berasal dari kebocoran pipa bawah laut milik Pertamina.
"Pertamina sudah menjawab, tumpahan minyak itu milik Pertamina," ujar Rahmat menjawab wawancara lewat telepon yang disiarkan
CNNIndonesia TV, Rabu (4/4).
(lav)