Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiratkan keraguan untuk melepas saham
PT Delta Djakarta Tbk. Setelah kemarin memastikan untuk divestasi saham produsen bir itu, namun hari ini Pemprov DKI menyebut masih akan menghitung untung rugi pelepasan saham Delta.
Hal itu lantaran emiten berkode DLTA tersebut selalu memberikan pendapatan yang lumayan besar untuk Pemprov DKI melalui pembagian dividen.
Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Michael Rolandi mengatakan dividen atau pembagian laba DLTA kepada Pemprov DKI mencapai Rp37 milyar pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angka dividen itu salah satu yang terbesar yang diperoleh Pemprov DKI setelah Bank Pembangunan Daerah DKI (Bank DKI).
"Selama ini, PT Delta punya keuntungan. Diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Ada yang dibagi. Kebetulan Pemprov DKI punya saham disana dan pastinya dapat dividen," ujarnya di Balai Kota, Senin (9/4).
Michael sendiri menjabat sebagai komisaris perusahaan. Posisi itu diperolehnya karena Pemprov DKI memiliki saham hingga 26,52 persen, yang berarti berhak menempatkan jajarannya untuk mengisi posisi direksi dan komisaris Delta.
d
Delta merupakan perusahaan dan distributor minuman beralkohol dengan merek dagang antara lain Anker, Carlsberg, Kuda Putih, dan San Miguel.
Sementara itu, Pemprov DKI masih sibuk mengkaji untung rugi melepas saham tersebut. Mekanisme pelepasan saham pun belum ditentukan.
"Belum. Pak Wagub (Wakil Gubernur Sandiaga Uno) kan bilang masih dikaji sampai waktunya nanti diumumkan," terang dia.
Namun, Michael enggan mengungkapkan lebih lanjut terkait teknis penjualan saham tersebut.
Kemarin, Minggu (8/4) Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan Pemprov DKI akan melepas kepemilikan sahamnya di Delta "Pasti dilepas," kata Anies di Cibubur, Jakarta Timur.
Sejak masa kampanye Pilkada 2017, Anies-Sandi memastikan Pemprov DKI akan melepas kepemilikan saham Delta.
Namun, kata Sandi, saham di Delta merupakan saham yang diperdagangkan kepada publik di bursa saham. Komentarnya bisa menyebabkan harga saham perusahaan bir itu anjlok.
(bir)