Bandara Kertajati Belum Siap untuk Lepas Landas Calon Haji

Agustiyanti | CNN Indonesia
Rabu, 18 Apr 2018 14:59 WIB
Ombudsman RI menilai rencana pemerintah menggunakan Bandara Kertajati untuk pemberangkatan jemaah haji tahun ini terlalu dipaksakan dan mengandung risiko besar.
Ombudsman RI menilai rencana pemerintah menggunakan Bandara Kertajati untuk pemberangkatan jemaah haji tahun ini terlalu dipaksakan dan mengandung risiko besar. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ombudsman Republik Indonesia (RI) meminta Pemerintah mempertimbangkan kembali rencana untuk menggunakan Bandara Kertajati di Jawa Barat sebagai tembat pemberangkatan pesawat atau embarkasi jemaah haji tahun ini. Rencana tersebut dinilai terlalu dipaksakan dan memiliki risiko besar.

Anggota Ombudsman Alvin Lie menjelaskan bahwa dengan panjang landasan pacu hanya 2.750 meter, secara teknis bandara Kertajati belum memenuhi syarat keselamatan penerbangan pesawat berbadan lebar, seperti Airbus A330 dan Boeing 777 dengan muatan penuh (penumpang, bagasi, bahan bakar dan logistik) untuk penerbangan jarak jauh menuju Arab Saudi.

"Apabila terjadi kondisi cuaca yang kurang ideal atau gangguan teknis saat tinggal landas atau mendarat, resikonya terlalu besar", ujar Alvin dalam keterangan resmi yang diterima Selasa (17/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guna mengatasi sempitnya marjin keselamatan, menurut dia, maskapai pengangkut (Garuda Indonesia) berencana untuk meminimalisasi beban pesawat. Hal ini akan dilakukan dengan hanya mengangkut penumpang beserta bagasi, tanpa logistik, seperti makanan/katering dan bahan bakar secukupnya saja untuk terbang dari Kertajati ke Soekarno-Hatta. Sementara pengisian bahan bakar serta logistik yang dibutuhkan untuk penerbangan menuju Jeddah akan dilakukan di bandara Soekarno-Hatta.


"Hal ini menegaskan bahwa sebenarnya bandara Kertajati belum memenuhi syarat keselamatan penerbangan untuk pengoperasian pesawat berbadan lebar yang akan digunakan mengangkut jemaah Haji," ungkapnya.

Pola penerbangan Kertajati-Jeddah dengan transit di bandara Soekarno-Hatta tentu menambah lama durasi penerbangan. Proses pemuatan logistik dan pergerakan pesawat di Soekarno-Hatta diperkirakan membutuhkan waktu sedikitnya 90 hingga 120 menit.

Ia juga mempertanyakan apakah bandara Kertajati sudah terdaftar dan mendapatkan persetujuan (flight approval) dari pemerintah Arab Saudi sebagai titik embarkasi Haji. Persetujuan tersebut merupakan persyaratan mutlak bagi operasi pengangkutan Haji.


Jika belum, bandara Kertajati hanya berfungsi sebagai bandara pengumpan (feeder), sedangkan bandara embarkasi sesungguhnya adalah Soekarno-Hatta. Untuk itu, ia menyarankan jemaah haji diangkut menggunakan pesawat Airbus A320 atau Boeing 737 dari Kertajati menuju Soekarno-Hatta demi keselamatan penerbangan.

"Konsekuensinya adalah dibutuhkan waktu lebih lama untuk singgah dan pindah pesawat di Soekarno-Hatta serta membengkaknya biaya operasional Garuda," jelas dia.

Ia juga mengingatkan, kemungkinan kendala pada sistem pendukung, seperti internet, transportasi multimoda, dan alur pelayanan saat bandara beroperasi. Ini berkaca pada kendala yang terjadi di awal pengoperasian Terminal 3 bandara Soekarno-Hatta pada beberapa bulan pertama. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER