Jakarta, CNN Indonesia -- Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) mendorong penetrasi
reksa dana syariah di Indonesia. Pasalnya, berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), total
dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) reksa dana syariah baru sekitar Rp30 triliun sampai Jumat (20/4). Jumlah itu cuma 5,79 persen dari total AUM reksa dana yang mencapai Rp517 triliun.
"Harapan kami (penetrasi) reksa dana syariah semakin besar," ujar Ketua II MES dan Direktur KSEI Friderica Widyasari Dewi di sela acara penandatangan perjanjian kerja sama MES dan MAMI di Sampoerna Strategic Square, Jumat (20/4).
Menurut Friderica, untuk meningkatkan penetrasi reksa dana syariah kuncinya adalah edukasi kepada masyarakat. Sebab, tidak semua investor memahami produk reksa dana, termasuk reksa dana berbasis syariah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pilihan produk reksa dana syariah juga masih jauh di bawah produk reksa dana konvensional. Saat ini, jumlah produk reksa dana syariah sebanyak 193 produk atau sekitar 10 persen dari total produk reksa dana konvensional, yaitu 1.969 produk.
Karenanya, MES dan MAMI melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama untuk mengembangkan industri pasar modal syariah di Indonesia. Terlebih, 87 persen populasi di Indonesia merupakan umat muslim.
Kerja sama ini merupakan bentuk komitmen bersama antara keduanya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk-produk pasar modal yang pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
"Kalau kita lihat hasil Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2016 yang dilakukan OJK, tingkat literasi pasar modal syariah di Indonesia hanya 0,02 persen dan tingkat inklusi atau penggunaannya hanya 0,01 persen," ujar Director & Chiel of Legal, Risk, and Compliance Officer Justisia Tripurwasani merangkap Ketua Unit Pengelolaan Investasi Syariah di tempat yang sama.
Kerja sama ini diharapkan dapat mendorong tingkat penggunaan produk-produk pasar modal syariah dan dapat menghindarkan masyarakat dari investasi bodong.
"Karena minimnya tingkat pengetahuan finansial, masih ada saja anggota masyarakat yang terjebak investasi bodong, yang terkadang berkedok agama," katanya.
Bentuk kerja sama antara keduanya diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan kegiatan literasi dan inklusi pasar modal syariah bersama di berbagai kota yang dinilai berpotensi sebagai investor pasar modal syariah, di antaranya Bekasi, Solo, dan Gorontalo.
"MES dan MAMI akan mengadakan kegiatan literasi dan inklusi pasar modal syariah untuk pertama kalinya di Bekasi esok hari, Sabtu 21 April 2018 di Aula Pemerintah Kota Bekasi. Kegiatan edukasi ini terbuka luas bagi masyarakat umum dan para pengurus MES," terang.
Justisia mengungkapkan hingga saat ini, MAMI telah mengeluarkan tiga produk reksa dana, yaitu Manulife Syariah Sukuk Indonesia (MSSI), Manulife Syariah Sektoral Amanah, dan Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dolar AS.
Namun, porsi AUM reksa dana syariah MAMI masih relatif kecil jika dibandingkan AUM produk reksa dana perseroan yaitu hanya berkisar 10 persen dengan nilai Rp6,6 triliun.
Salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan AUM dan memperbanyak investor ritel reksa dana syariah adalah meluncurkan produk MSSI pada Mei 2017 di mana investor bisa berinvestasi dengan dana minimal Rp10 ribu.
"Belum setahun, AUM MSSI telah mencapai Rp581 miliar," jelasnya.
Saat ini, lanjut Justisia, perusahaan masih mengkaji untuk menambah alternatif produk reksa dana, yaitu reksa dana pasar uang syariah. Namun, Justisia belum bisa memastikan kapan keluarnya produk tersebut.
"Kami masih mengkaji (produk reksa dana pasar uang syariah) dan belum bisa ngomong kapan keluarnya, tetapi kami ingin melengkapi yang kosong tadi yaitu reksa dana pasar uang syariah," imbuh dia.
(bir)