Jakarta, CNN Indonesia -- PT Paytren Aset Manajemen (PAM) besutan Ustaz Yusuf Mansur merilis dua produk reksa dana syariah, yaitu Reksa Dana Syariah PAM Syariah Dana Falah dan Reksa Dana Syariah PAM Syariah Likuid Dana Safa. Kedua produk menggunakan instrumen investasi masing-masing pasar saham dan pasar uang.
"Minimum investasi awal dan selanjutnya sebesar Rp100 ribu. Nantinya, minimal 80 persen dan maksimal 100 persen dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada produk ini bersifat ekuitas atau saham," ujar Direktur Utama Paytren Aset Manajemen Ayu Widuri di gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (4/12).
Sisanya, ia menuturkan, minimum nol persen dan maksimum 20 persen dari NAB bisa ditempatkan pada efek syariah berpendapatan tetap dan juga sukuk atau pasar uang syariah dalam negeri, deposito syariah dan efek syariah lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, dalam produk ini terdapat ujrah dan biaya yang dibebankan kepada reksa dana, yaitu imbalan jasa menajemen maksimal 3,5 persen per tahun dan imbalan jasa kustodian maksimal 0,15 persen per tahun.
Kemudian, terdapat juga biaya yang dibebankan kepada pemegang unit penyertaan, yaitu biaya pembelian maksimal 1 persen, biaya penjualan kembali yang saat ini masih digratiskan dan biaya pengalihan juga gratis.
Produk kedua adalah Reksa Dana Syariah PAM Syariah Likuid Dana Safa. Reksa dana ini juga memiliki minimum investasi awal Rp100 ribu.
Komposisi portofolio investasi produk tersebut 100 persen dari NAB pada instrumen pasar uang syariah dalam negeri atau surat berharga syariah dengan jangka waktu tidak lebih dari satu tahun.
Nantinya, biaya yang dibebankan kepada reksa dana, yaitu biaya imbalan jasa manajemen maksimal 1,5 persen per tahun dan imbalan jasa kustodian maksimal 0,15 per tahun.
Sedangkan, untuk biaya yang dibebankan kepada pemegang unit penyertaan seluruhnya masih digratiskan.
Yusuf Mansur selaku pendiri Paytren Aset Manajemen mengatakan, secara DNA pasar, perusahaannya bertujuan untuk memakmurkan masyarakat. Ia mengaku, ingin menyasar ritel agar masyarakat bisa menggunakan segala potensi investasi di Indonesia ini.
"Syariah ini bukan untuk masyarakat muslim saja. Hanya skemanya berdasarkan syariat Islam saja. Syariah itu malah menguntungkan konsumen karena aman dan nyaman dalam segala hal," imbuhnya.
Sebelumnya, pria bernama asli Jam'an Nurchotob Mansur itu mengaku, berkeinginan untuk membesarkan dan memajukan keuangan dan ekonomi syariah melalui perusahaan-perusahaan syariah di bidang keuangan yang didirikannya.
"Sebagai target awal, kami berdoa dan berharap diberi kepercayaan Allah mengelola dana minimal Rp500 miliar," terang dia.
(bir)