IHSG Anjlok 2,81 Persen, Sentuh Titik Terendah di Tahun Ini

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Kamis, 26 Apr 2018 16:39 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2,81 persen di level 5.909 pada penutupan perdagangan hari ini (26/4), terendah sepanjang tahun ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2,81 persen di level 5.909 pada penutupan perdagangan hari ini (26/4), terendah sepanjang tahun ini. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (26/4) ditutup anjlok 2,81 persen atau 170 poin ke level 5.908, yang merupakan titik terendah di sepanjang tahun ini.

Sementara di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah ditutup naik 30 poin atau 0,22 persen di Rp13.891 per dolar AS, setelah bergerak di kisaran Rp13.890-Rp13.940.

RTI Infokom mencatat, investor membukukan transaksi sebesar Rp10,14 triliun dengan volume 9,5 miliar saham. Sementara, perdagangan di pasar reguler hari ini, investor asing tercatat jual bersih (net sell) sebesar Rp1,6 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sebanyak 67 saham naik, 345 saham turun, dan 81 saham tidak bergerak. Sementara, seluruh indeks sektoral melemah. Pelemahan terbesar dialami oleh sektor pertambangan yang turun sebesar 3,46 persen.

Dari Asia, mayoritas indeks saham bergerak menguat. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei225 di Jepang yang naik sebesar 0,47 persen, indeks Kospi di Korsel naik sebesar 1,1 persen, dan indeks Hang Seng di Hong Kong turun 1,06 persen.

Sore ini, mayoritas indeks saham di Eropa bergerak melemah sejak dibuka tadi siang. Indeks FTSE100 di Inggris bergerak melemah 0,04 persen, indeks DAX di Jerman turun 0,07 persen, dan indeks CAC di Perancis turun 0,34 persen.


Sebelumnya, Analis MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan pelemahan IHSG akibat kekhawatiran pelaku pasar terhadap rencana kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil (yield) obligasi AS.

"Saya lihat ini juga ada upaya dari investor asing untuk menekan BI agar menaikkan bunga acuan. Jangan sampai BI diarahkan investor, karena kenaikan bunga bisa mengorbankan pertumbuhan ekonomi," terang Edwin.

Di sisi lain, Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo berpendapat pergerakan IHSG dipengaruhi oleh laju bursa saham Wall Street yang juga terkoreksi. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER