Pimpin Bulog, Budi Waseso Tak Punya Pengalaman Korporasi

Galih Gumelar & Agustiyanti | CNN Indonesia
Jumat, 27 Apr 2018 15:11 WIB
Ditunjuk oleh Menteri BUMN Rini Soemarno memimpin Bulog, Budi Waseso sebenarnya tak memiliki latar belakang korporasi.
Ditunjuk oleh Menteri BUMN Rini Soemarno memimpin Bulog, Budi Waseso sebenarnya tak memiliki latar belakang korporasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menunjuk mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso sebagai Direktur Utama Perum Badan Usaha Logistik (Bulog), menggantikan Djarot Kusumayakti.

Budi tak memiliki latar belakang korporasi. Ia berasal dari lingkungan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) semenjak lulus dari Akamedisi Kepolisian sejak tahun 1984. Saat menjabat sebagai polisi, ia bahkan sempat menyambi sebagai tukang ojek.

Sejak itu, ia meniti karier kepolisian hingga akhirnya menduduki Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, sebuah lembaga di bawah bagan Polri yang memiliki otoritas untuk melakukan penyidkan dan penetapan tersangka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Namun, sosok Budi tak jauh dari kontroversi. Semasa memimpin Bareskrim, ia pernah menangkap Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto di Depok, Januari 2015 karena mengutus saksi palsu pada sidang sengketa pemilihan kepala daerah Kota Waringin Barat di Mahkamah Konstitusi.

Perlawanan Buwas, sapaan akrabnya, terhadap KPK tak berhenti sampai situ. Polisi lantas menetapkan Ketua KPK saat itu Abraham Samad sebagai tersangka kasus pemalsuan kartu keluarga dan paspor milik Feriyani Lim sebulan kemudian. Ia juga kemudian menyelidiki kasus senjata api yang dipegang 21 penyidik KPK yang diduga izinnya telah habis.

Namun, kariernya sebagai Kabareskrim hanya seumur jagung. Mendekati penghujung 2015, ia kemudian dipindah sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional sampai akhirnya pensiun di bulan lalu.


Sebelum akhirnya ditunjuk Rini untuk memimpin Perum Bulog, ia pernah berseloroh ingin menjadi satpam diskotek usai pensiun dari BNN.

"Mungkin jadi satpam diskotek ya," ujarnya sembari berkelakar, akhir Februari lalu.

Candaan itu dilontarkan usai ia menemukan 36 tempat hiburan di Jakarta menjadi sarang peredaran narkotika. (agi/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER