Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pusat Statistik (BPS) menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak berpengaruh signifikan terhadap kenaikan harga barang impor yang menjadi salah satu indikator laju
inflasi.Deputi Bidang Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti menyampaikan penurunan nilai tukar rupiah lebih berkaitan dengan produk-produk impor bahan pangan, yakni meliputi kedelai, terigu, dan jagung.
"Kalau kaitannya dengan kurs ke bahan makanan yang produk impor adalah terigu, kedelai, jagung," ucap Yunita di gedung Badan Pusat Statistik, Rabu (2/5).
Selain produk pangan, Yunita juga menyebutkan produk lain yang bisa mempengaruhi inflasi berkaitan dengan impor bahan baku. Menurutnya, BPS sudah menghitung keterkaitan antara nilai rupiah dan inflasi pada bulan April 2018, namun pengaruhnya sendiri masih kecil dan tidak terlalu mengkhawatirkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum kelihatan sekali, semoga saja tidak kelihatan pengaruhnya," ucapnya.
Sebelumnya, pada April 2018 nilai tukar rupiah terhadap dolar terdepresiasi hingga hampir menyentuh angka Rp14.000. Menurut data Bank Indonesia nilai tukar rupiah saat ini berada pada level Rp13,894.
Kendati demikian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen (IHK) hanya meningkat 0,10 persen secara bulanan pada April 2018, dipengaruhi penurunan pada beberapa bahan pangan. Angka ini lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya yakni 0,2 persen.
(lav)