Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan indeks harga konsumen (IHK) atau
inflasi sebesar 0,10 persen secara bulanan pada April 2018, dipengaruhi penurunan pada beberapa bahan pangan. Angka ini lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya yakni 0,2 persen.
Secara tahunan, inflasi sampai April ini tercatat 3,41 persen, lebih tinggi dari perhitungan tahunan Maret lalu sebesar 3,4 persen. Namun, angka ini lebih rendah dari inflasi tahunan April 2017. Dalam perhitungan sejak awal tahun, inflasi melaju 1,09 persen.
Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan bahan makanan mengalami deflasi 0,26 persen. Hal ini dipengaruhi turunnya harga beras pasca impor beras beberapa waktu lalu yang memberi andil deflasi sebesar 0,08 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ikan segar memberikan andil deflasi 0,03, cabe merah andil deflasinya sebesar 0,03 persen itu yang mendominasi" katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (2/5).
Kendati demikian, kelompok bahan makanan juga tetap ada yang mengalami inflasi, yakni bawang merah memberi andil inflasi 0,07 persen, dan daging ayam ras 0,03 persen.
Komponen yang paling rendah memberi kontribusi antara lain pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,04 atau cenderung stagnan.
Di sisi lain, tujuh kelompok pengeluaran, inflasi terbesar berasal dari kelompok sandang sebesar 0,29 persen. Makanan jadi, tembakau, dan properti juga mengalami inflasi cukup besar.
Untuk perumahan air listrik gas, dan bahan bakar minyak (BBM) memberi inflasi sebesar 0,16, dan kontrak perumahan 0,02 persen.
(lav/agi)