Sri Mulyani Kekeh Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 08 Mei 2018 11:41 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani tak akan mengubah target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2018 sebesar 5,4 persen, meski realiasi kuartal I 2018 hanya 5,06 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani tak akan mengubah target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2018 sebesar 5,4 persen, meski realiasi kuartal I 2018 hanya 5,06 persen.(CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah tak akan mengubah target pertumbuhan ekonomi sesuai asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 5,4 persen, meski realisasi di kuartal I hanya mencapai 5,06 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pemerintah optimistis lantaran konsumsi masyarakat akan bertumbuh jelang hari raya Idul Fitri, hingga helatan Asean Games Agustus mendatang. Konsumsi tentu bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi mengingat 56,8 persen dari Produk Domestik Bruto berasal dari pengeluaran rumah tangga.

"Jadi tidak (berubah), kami berharap target pertumbuhan ekonomi bisa sesuai dengan APBN," ujar Sri Mulyani di Istana Bogor, Senin (7/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski akan banyak momen yang bisa mendongkrak konsumsi, bukan berarti pemerintah berpangku tangan. Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan terus memantau pergerakan inflasi khususnya bahan pangan bergejolak (volatile food) jelang idul fitri. Jangan sampai, permintaan yang tengah membaik jadi terganggu dengan kenaikan harganya.


Di samping itu, pemerintah juga berupaya meningkatkan daya beli masyarakat kurang mampu dengan menambah anggaran dan penerima bantuan sosial. Di tahun ini, anggaran bantuan sosial yang masuk ke dalam pagu anggaran Kementerian Sosial dipatok Rp41,29 triliun atau melejit signifikan dari APBNP 2017 sebesar Rp17,31 triliun.

"Peneriman Program Keluarga Harapan (PKH) telah kami naikkan jadi 10 juta Kepala Keluarga (KK), ini tentu berharap bisa melindungi kelompok paling miskin dari tekanan harga. Selain itu ada dana desa dan Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) yang bisa memberi bantalan bagi mereka dalam menghadapi tekanan luar," imbuh dia.

Selain itu, ia mengakui bahwa pertumbuhan konsumsi masih menahan pertumbuhan ekonomi di kuartal kemarin. Adapun, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan konsumsi sebesar 4,95 persen secara tahunan masih di bawah pertumbuhan ekonominya.

Untuk hal ini, ia menyebut pemerintah akan mengkaji datanya lebih lanjut. Sebab, pertumbuhan konsumsi ini dihitung berdasarkan data yang dihimpun BPS. Siapa tahu, lanjut Sri Mulyani, ada beberapa data konsumsi yang belum bisa ditangkap oleh BPS.


"Nanti kami akan lihat segmennya dari kelompok pendapatan dan jenis tipe seperti apa. Kalau orang mengatakan kelompok milenial, ya konsumsi mereka sudah ke arah experience. Pertanyaannya, apakah sudah tertangkap dalam statistik yang ada?" pungkas dia.

BPS melansir pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2018 tercatat 5,06 persen, di mana angka ini lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu 5,01 persen. Hanya saja, pertumbuhan ekonomi ini tidak lebih baik dibanding kuartal sebelumnya yakni 5,19 persen.

Menurut kalkulasi CNNIndonesia.com, PDB Indonesia setidaknya harus bertumbuh 5,51 persen selama tiga triwulan mendatang agar pertumbuhan ekonomi bisa sesuai dengan target APBN.
(agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER