Jakarta, CNN Indonesia --
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi berada di zona merah pada akhir pekan ini, Jumat (11/5). Hal ini seiring bursa regional yang diperkirakan bakal bergerak fluktuatif.
Pada perdagangan terakhir, mayoritas saham di bursa Asia terpantau bergerak bervariasi. Bila dirinci, indeks Nikkei500 di Jepang turun 0,01 persen, indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,89 persen, dan indeks Kospi di Korea Selatan naik 0,56 persen.
Analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko mengungkapkan bahwa pelaku pasar sebaiknya melakukan akumulasi beli saat terjadi penurunan pada IHSG dibandingkan menunggu momentum kenaikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bangkit secara teknikal IHSG terhalang oleh aksi jual kaum pemilik uang karena sentimen negatif dari regional," ucap Yuganur dalam risetnya.
Tak hanya dari faktor eksternal, laju IHSG masih akan dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sebab, rupiah masih saja berada di area Rp14 ribu per dolar AS.
"Pelemahan rupiah menahan kenaikan IHSG," jelas Yuganur.
Sementara itu, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan IHSG masih akan berada dalam rentang konsolidasi wajar karena perdagangan pekan ini termasuk pendek, hanya empat hari.
"Namun dengan
support level yang cukup kuat dipertahankan,
resistance level terlihat bakal tergapai dalam jangka pendek," ungkap William melalui risetnya.
Menurutnya, fundamental perekonomian dalam negeri secara keseluruhan masih dalam kondisi cukup baik. Maka itu, ia optimis IHSG dapat menguat hingga menyentuh level 6.002 sebagai level
resistance dan
support berada di level 5.760.
Pada perdagangan Rabu (9/5) kemarin, IHSG naik 133,22 poin atau 2,3 persen ke level 5.907 setelah bergerak di antara 5.716-5.917. Namun, rupiah masih melemah sebesar 0,23 persen di Rp14.084 per dolar AS.
(agi)