Jakarta, CNN Indonesia -- PT Angkasa Pura I (Persero) memaparkan total pembatalan penerbangan dari dan menuju ke
Bandara Adisutjipto, Yogyakarta pasca letusan
Gunung Merapi berjumlah sebanyak 28 penerbangan.
Pembatalan terjadi karena manajemen AP 1 memutuskan untuk menutup sementara Bandara Adisutjipto selama beberapa jam.
General Manajer AP I Bandara Adisutjipto Yogyakarta Agus Pandu mengatakan pihaknya mulai menutup bandara pada pukul 10.25-11.10 WIB, dilanjutkan pada pukul 11.10-11.40 WIB. Kemudian, AP I memutuskan operasional bandara kembali dibuka pada pukul 14.17 WIB.
"Penutupan landasan siang ini dilakukan karena adanya dampak hujan abu vulkanik akibat erupsi freatik Gunung Merapi yang terjadi pada pukul 07.40 WIB," papar Agus dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (11/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia beralasan hal itu perlu dilakukan demi keselamatan penerbangan, baik untuk pihak maskapai dan penumpang. Menurutnya, kondisi ini membuat dua maskapai membatalkan penerbangannya, yaitu Garuda Indonesia dan Air Asia Indonesia.
"Pembatalan penerbangan disampaikan merupakan 16 penerbangan Air Asia dari dan ke Yogyakarta serta 12 penerbangan Garuda Indonesia dari dan ke Yogyakarta," ungkap Agus.
Saat ini Agus mengaku pihaknya terus melakukan koordinasi dengan seluruh pihak yang berkaitan dengan aktivitas penerbangan pasca penutupan bandara.
"Bersama dengan seluruh pihak terkait, kami akan terus berkoordinasi dan melakukan monitor bersama terhadap perkembangan kondisi aktivitas Erupsi Freatik Gunung Merapi," tandas Agus.
Sebelumnya, Head Corporate Communication Angkasa Pura I Awaluddin menjelaskan AP 1 terus berkomunikasi dengan Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) dalam memutuskan membuka dan menutup Bandara Adisutjipto.
"Ada tes dari BNPB, kami masih nunggu tes lagi," ucap Awaluddin saat AP 1 siang tadi.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut kerugian dari batalnya penerbangan sejumlah pesawat berpotensi mencapai ratusan juta jika memang jumlahnya banyak. Namun, ia tak menyebut pasti berapa yang ia sebut banyak tersebut.
"Belum saya hitung berapa jumlah pesawat dan penumpang, tapi kalau banyak ya bisa ratusan juta," kata bUDI.
(lav)