Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan resmi menawarkan
surat utang negara (SUN) ritel yang bisa dibeli secara daring
(online). Instrumen yang ditawarkan adalah
Saving Bond Ritel (SBR) seri 003 yang akan ditawarkan sejak 14 Mei hingga 25 Mei 2018 mendatang.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Luky Alfirman menyebutkan SBR kali ini ditawarkan dengan harga minimum Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar. Angka ini lebih kecil jika dibanding seri sebelumnya, di mana pemesanan minimal sebesar Rp5 juta dan maksimal Rp5 miliar.
"Kali ini kami jual SBR secara online. Cukup berbeda jika dibandingkan penjualan sebelumnya karena ini demi menarik perhatian investor domestik serta pengguna internet dari tahun ke tahun semakin banyak," ujar Luky, Senin (14/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari penerbitan ini, Kemenkeu berharap bisa menghimpun dana Rp1 triliun. "Mungkin nanti jika minat investornya besar kami bisa
upsize ke lebih besar. Tapi tergantung nanti," jelas dia
SBR 003 serupa dengan SBR yang diterbitkan sebelumnya, yakni menawarkan bunga kupon yang mengambang (floating) tergantung suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Days Repo Rate (7DRR).
Kendati demikian, investor tetap bisa mendapat tingkat bunga kupon minimum kalau suku bunga BI nanti turun. Tingkat bunga kupon minimum ditetapkan 6,8 persen yang dihitung dari suku bunga acuan BI 4,25 persen ditambah rentang 255 basis poin.
Hanya saja, obligasi ini tidak bisa dipindahtangankan di pasar sekunder. Namun, investor bisa melakukan pelunasan sebelum jatuh tempo
(early redemption) setelah SBR digenggam dalam waktu setahun.
Penerbitan SBR ini merupakan bagian dari target penerbitan SBN ritel sepanjang tahun 2018 sebesar Rp30 triliun. Instrumen SBR dipilih karena peminatnya sudah semakin banyak tahun ke tahun. Dalam penerbitan SBR 001, pemerintah mencatat 9.594 investor dan angka ini meningkat kembali dalam penerbitan SBR 002 di mana investor yang berminat mencapai 11.181 investor.
Selain SBR, penerbitan SBN ritel ini juga akan dilengkapi dengan penerbitan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) yang rencananya diterbitkan kuartal III mendatang. Di samping ORI, sebelumnya pemerintah juga sudah menerbitkan Sukuk Ritel Indonesia (Sukri) seri SR 010 pada Februari lain yang meraup Rp8,43 triliun.
"Sudah dilakukan kajian strategis, di mana SBR sejak tahun 2014 bukan hanya alternatif investasi tapi juga meningkatkan peran serta masyarakat. Khusus SBR 003, tujuannya adalah membiayai sebagian defisit APBN, utamanya untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)," pungkasnya.
Sekedar informasi, pemerintah membutuhkan pembiayaan sebanyak Rp783,2 triliun di tahun ini yang terdiri dari Rp55,8 triliun pinjaman dan Rp727,4 triliun SBN. Namun, Angka SBN ini kemudian ditambah lagi dengan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) jatuh tempo sebesar Rp119 triliun, sehingga angka total SBN yang diterbitkan pemerintah tahun ini rencananya sebesar Rp846,4 triliun.
(lav)