Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Keuangan mencatat total
utang pemerintah hingga akhir April 2018 mencapai Rp4.180 triliun, naik 13,99 persen dibanding periode yang sama tahun lalu Rp3.667,41 triliun. Adapun sejak Januari-April 2018, total utang yang ditarik pemerintah mencapai Rp187,2 triliun.
Berdasarkan data APBN Kita edisi Mei yang baru dirilis Kamis (17/5), kenaikan utang tertinggi terjadi pada jenis Surat Berharga Negara (SBN) yang tumbuh 16,18 persen menjadi Rp3.407 triliun.
Jika dirinci, SBN dalam rupiah mendominasi dengan total Rp2.427,8 triliun atau tumbuh 13,42 persen. Sedangkan SBN denominasi valas mencapai Rp979,38 triliun atau tumbuh 23,62 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain SBN, pemerintah juga memiliki utang pinjaman yang didominasi pinjaman luar negeri mencapai Rp773,91 triliun dan tumbuh 5,28 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan pinjaman dalam negeri hanya mencapai Rp5,78 triliun.
Kendati total utang tumbuh cukup tinggi, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut total utang baru yang ditarik pemerintah pada Januari-April 2018 lebih sebesar Rp187,2 triliun lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp193,6 triliun.
"Jadi dengan menurunnya penarikan pembiayaan antara Januari hingga April bisa dibilang APBN semakin sehat. Ini menunjukkan konsistensi keuangan negara, utamanya kebijakan utang yang selama dijadikan sorotan berbagai pihak," ujar Sri Mulyani, Kamis (17/5).
Tahun ini, pemerintah menargetkan total pembiayaan mencapai Rp783,2 triliun. Pembiayaan tersebut akan digunakan untuk menambal defisit APBN 2018 yang ditargetkan mencapai Rp 325,9 triliun.
(agi/bir)