Jakarta, CNN Indonesia --
PT Astra International Tbk (ASII) memproyeksikan
penjualan mobil selama Ramadan dan jelang Lebaran tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan 2017 lalu.
Chief of Corporate Communications, Social Responsibility, and Security Astra International Pongki Pamungkas mengatakan hal ini dipengaruhi oleh keputusan Bank Indonesia (BI) dalam menaikkan suku bunga acuan
(7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen.
"Susah sebenarnya memperkirakan penjualan Lebaran tahun ini, apalagi BI menaikkan suku bunga. Ini kan membuat kami lebih sulit lagi," ungkap Pongki, Senin (21/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka itu, Astra International memprediksi pertumbuhan penjualan mobil jelang Lebaran tahun ini hanya satu digit. Padahal, penjualan mobil jelang Lebaran tahun lalu bisa mencapai 10-11 persen.
"Kami juga kan tidak mengeluarkan tipe baru, jadi kami tidak terlalu banyak. Tipe baru kompetitor cukup banyak," tutur Pongki.
Penurunan penjualan mobil juga sudah terlihat pada penjualan perseroan hingga April 2018. Total penjualan sejak Januari hingga April 2018 hanya mencapai 192.908 unit, turun 8,86 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 211.672 unit.
Kendati turun, angka penurunan tersebut sebenarnya lebih baik dari posisi penjualan hingga Maret atau kuartal I 2018. Sejak Januari hingga Maret 2018, penjualan mobil Astra tercatat turun 12,02 persen dari 161.353 unit menjadi hanya 141.952 unit.
Bagi Astra International, bisnis otomotif merupakan penyumbang laba bersih terbesar bisnis perusahaan secara konsolidasi. Kendati demikian, laba bersih bisnis otomotif perusahaan sepanjang tahun lalu turun tiga persen menjadi Rp8,9 triliun dari Rp9,16 triliun.
(agi)