Pengusaha Bakal Kerek Harga Makanan Jika Rupiah Kian Lemah

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Rabu, 23 Mei 2018 14:21 WIB
Pengusaha berencana menaikkan harga produk makanan dan minuman hingga tujuh persen jika nilai tukar rupiah terus melemah hingga usai Lebaran.
Pengusaha berencana menaikkan harga produk makanan dan minuman hingga tujuh persen jika nilai tukar rupiah terus melemah hingga usai Lebaran. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) berencana menaikkan harga produk sekitar tiga hingga tujuh persen jika nilai tukar rupiah semakin terperosok hingga usai Lebaran tahun ini.

Ketua Umum GAPMMI Adhi S Lukman mengungkapkan perusahaan yang bergerak di sektor makanan dan minuman akan melakukan evaluasi harga setelah Lebaran nanti untuk memutuskan kenaikan harga tersebut.

"Kenaikan Rp14 ribu per dolar Amerika Serikat (AS) ini kan lumayan. Kira-kira 10 persen depresiasi rupiahnya," ucap Adhi, Selasa (22/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kenaikan harga itu terpaksa dilakukan perusahaan untuk menutup biaya pengeluaran akibat pelemahan rupiah. Pasalnya, mayoritas perusahaan makanan dan minuman membutuhkan bahan baku impor.

"Kami berharap pemerintah bisa mengelola ini supaya depresiasinya tidak terlalu besar," tutur Adhi.

Ia menyebut beberapa bahan baku yang masih impor hingga saat ini, yaitu garam, gula, terigu, dan susu. Adhi mencontohkan, impor susu dilakukan karena produksi dalam negeri masih di bawah 900 ribu ton.

"Kebutuhan kami empat juta ton. Jadi hanya 30 persen yang diproduksi dari dalam negeri dari total kebutuhan," jelas Adhi.


Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pengusaha Importir dan Distributor Minuman Impor (APIDIM) Agoes Silaban mengatakan importir kemungkinan besar akan menekan impor jika memang rupiah semakin melemah.

"Kebetulan dalam bulan puasa dan menjelang Lebaran importir mengurangi impornya. Kalau memang rupiah semakin melemah akan dikurangi sambil melihat kondisi pasar," tutur Agoes belum lama ini.

Hanya saja, ia belum bisa memberikan kepastian berapa persen perusahaan berbasis impor mengurangi jumlah impornya dalam merespons pelemahan rupiah nanti.

Untuk mengingatkan, nilai tukar rupiah sempat menyentuh Rp14.202 per dolar AS pada pekan ini. Beruntung, pergerakan rupiah membaik pada penutupan perdagangan pada Selasa (22/5) dengan kenaikan 0,34 persen di level Rp14.142 per dolar AS. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER