Jakarta, CNN Indonesia --
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) memprediksi penjualan makanan dan minuman selama
Ramadan dan jelang Lebaran tahun ini meningkat sekitar 20 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Ketua Umum GAPMMI Adhi S Lukman mengatakan prediksi itu jauh lebih tinggi dari realisasi peningkatan penjualan makanan dan minuman selama Ramadan dan Lebaran tahun lalu yang hanya lima persen.
"Lebaran tahun lalu (pertumbuhan tipis) karena masalah daya beli masyarakat, lalu bersamaan dengan anak masuk sekolah," kata Adhi, Selasa (22/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adhi menilai daya beli masyarakat tahun ini sudah lebih baik dibandingkan tahun lalu. Terlebih, gaji ke-13 yang diberikan pemerintah kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga akan membantu mendorong penjualan makanan dan minuman.
"Kalau tahun-tahun dulu sebenarnya kan kenaikan bisa 23 persen, tapi tahun lalu hanya lima persen," jelas Adhi.
Lebih lanjut Adhi mengatakan beberapa produk makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi untuk buka puasa diproyeksi naik lebih signifikan. Beberapa jenis produk itu, misalnya sirup, kolang kaling, dan nata de coco.
"Produk-produk yang khusus buka puasa menggunakan manis-manis itu bisa naik sampai 100 persen," ungkap Adhi.
Mengutip data Badan Pusat Statistik, kinerja industri makanan dan minuman selama kuartal I 2018 berhasi tumbuh sebesar 12,7 persen.
Namun, pertumbuhan konsumsi rumah tangga selama kuartal I 2018 hanya 4,95 persen atau stagnan dibandingkan kuartal I 2017 sebesar 4,94 persen.
(agi)