Faktor Ramadan, Inflasi Mei 2018 0,21 Persen

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Senin, 04 Jun 2018 11:22 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi sebesar 0,21 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Mei 2018.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi sebesar 0,21 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Mei 2018. Sementara secara tahun kalender (year-to-date/ytd) sebesar 1,3 persen dan secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 3,23 persen.

Laju inflasi bulanan Mei 2018 lebih tinggi dibandingkan April 2018 sebesar 0,1 persen. Namun, lebih rendah dibandingkan dengan Mei 2017 sebesar 0,39 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa andil inflasi terbesar disumbang oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,05 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar inflasi sebesar 0,05 persen. Adapun masing-masing kelompok mengalami inflasi sebesar 0,31 persen dan 0,19 persen.
"Untuk kelompok makanan jadi, beberapa komoditas yang berpengaruh, yaitu mie instan, air kemasan, dan rokok kretek. Sedangkan perumahan, karena kenaikan tarif kontrakan rumah dan upah asisten rumah tangga," ujar Ketjuk, sapaan akrabnya di kantor BPS, Senin (4/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati begitu, BPS mencatat inflasi tertinggi disumbang oleh kelompok sandang yang mencapai 0,33 persen, meski andilnya hanya sebesar 0,02 persen. "Ini karena ada kenaikan baju muslim wanita, ibu-ibu tampaknya sudah menyiapkan Lebaran sejak dini," katanya.

Sementara, kelompok bahan makanan mengalami inflasi 0,21 persen dengan andil 0,04 persen. Sejumlah komoditas yang menyumbang inflasi karena ada kenaikan harga, yaitu daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar, dan bawang merah.

"Namun, ada yang mengalami penurunan harga, seperti cabai merah, bawang putih, dan beras," ucapnya.

Lalu, untuk kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar mengalami inflasi sebesar 0,09 persen dengan andil 0,01 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen dengan andil 0,01 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,18 persen dengan andil 0,03 persen.
Berdasarkan komponen penyumbang, tercatat komponen tingkat harga yang diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi 0,27 persen, komponen inflasi inti (core inflation) sebesar 0,21 persen, dan komponen gejolak harga pangan (volatile foods) deflasi 0,19 persen.

Berdasarkan wilayah, dari 82 kota IHK, inflasi terjadi 65 kota dengan inflasi tertinggi di Tual sebesar 1,88 persen dan inflasi terendah di Purwokerto dan Tangerang 0,01 persen. Sedangkan 17 kota lainnya mengalami deflasi. Tercatat, deflasi tertinggi di Pangkal Pinang minus 0,99 persen dan deflasi terrendah di Pematangsiantar sebesar minus 0,01 persen. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER