Pemerintah Khawatir Pelemahan Rupiah Kerek Harga Barang

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 08 Mei 2018 13:38 WIB
Harga barang impor berpotensi naik akibat pelemahan rupiah sehingga dikhawatirkan mempengaruhi tingkat kenaikan harga secara keseluruhan atau inflasi.
Harga barang impor diperkirakan akan naik akibat pelemahan nilai tukar rupiah sehingga dikhawatirkan mempengaruhi tingkat kenaikan harga barang dan jasa atau inflasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah khawatir nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah hingga menembus Rp14 ribu per dolar AS bakal berdampak pada kenaikan harga barang dan jasa atau inflasi. Sebab, harga barang-barang impor kemungkinan akan naik akibat pelemahan nilai tukar ini.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Suahasil Nazara mencontohkan bahwa harga komoditas seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) ikut terkerek. Hal ini tentu berdampak juga ke daya beli masyarakat.

Namun, ia masih memprediksi inflasi hingga akhir tahun tetap berada sesuai target APBN yakni 3,5 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mengamati perekonomian secara keseluruhan, akan dilihat bagaimana variabel ekonomi makro. Inflasi gimana? Kondisi masyarakt bagaimana? Kurs naik dan harga barang impor meningkat, ini yang kami pikirkan," ujar Suahasil ditemui di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Selasa (8/5).

Sesuai kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah terhadap dolar sudah tercatat Rp14.036 per dolar AS per Selasa (8/5). Dengan demikian, dalam sebulan terakhir, rupiah lunglai 1,92 persen terhadap dolar AS.


Pelemahan rupiah, menurut dia, juga bisa mendorong impor Indonesia ke angka yang lebih besar lagi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor dalam tiga bulan pertama 2018 tercatat US$43,98 miliar atau naik 20,12 persen dari periode yang sama tahun lalu US$36,62 miliar.

Tetapi, ia menilai sebagian besar impor merupakan barang modal dan bahan baku yang bisa menopang investasi. Ia berharap, pertumbuhan investasi di sisa tahun ini bisa lebih baik dari realisasi kuartal I kemarin yakni 7,95 persen.

"Kami masih ada harapan, di masa yang datang investasi mulai masuk dan berproduksi. Artinya, proses ekspansi dunia usaha mulai terjadi dan memberi harapan agar memberikan multiplier yang lebih baik," jelas dia.


BPS sebelumnya menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS belum berpengaruh signifikan terhadap kenaikan harga barang impor.

Deputi Bidang Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti menyampaikan pelemahan nilai tukar rupiah lebih banyak berkaitan dengan produk-produk impor bahan pangan, yakni meliputi kedelai, terigu, dan jagung.

Selain produk pangan, Yunita juga menyebutkan produk lain yang bisa mempengaruhi inflasi berkaitan dengan impor bahan baku. Namun, pengaruhnya masih kecil dan belum mengkhawatirkan. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER