Jakarta, CNN Indonesia -- PT Mass Rapid Transit Jakarta (
MRT) optimistis jalur MRT fase 1 antara Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia bisa beroperasi Maret 2019. Hingga awal Juni, progres pengerjaan proyek tersebut sudah mencapai 94,19 persen.
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengatakan bahwa saat ini pengerjaan MRT fase 1 menyisakan pekerjaan detail seperti penyelesaian jalur masuk dan penataan interior stasiun. Adapun sebagian pekerjaan utama sudah selesai dan progres konstruksi bisa mencapai 100 persen pada Agustus mendatang.
"Saat ini, untuk
major work sudah tidak ada, sehingga kami bisa mulai melakukan pekerjaan yang detail. Sejauh ini masih
on time (operasional) bulan Maret 2019," ujar William, Senin (11/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, menurut Wiliam, fokus perusahaan saat ini bukan lagi pada pekerjaan konstruksi, tetapi integrasi sistem serta uji coba kereta yang diharapkan bisa dimulai Agustus mendatang. Pada bulan yang sama, ia juga berharap pekerjaan sipil yang berada di atas terowongan MRT sudah selesai, sehingga lalu lintas Jalan Jenderal Sudirman diharapkan bisa kembali normal.
Setelah uji coba dua set kereta di bulan Agustus, nantinya MRT akan mendatangkan kembali 16 rangkaian kereta di bulan November. Dengan jumlah set yang masing-masing terdiri dari enam kereta, maka total kereta yang dioperasikan MRT berjumlah 96 kereta.
"Kami akan lakukan testing setelah Lebaran, yakni mencari tahu signal system nantinya akan seperti apa, dan kemudian Agustus kami akan coba meletakkan kereta pertama di rel. Desember diharapkan sudah bisa trial untuk uji coba kereta tanpa penumpang," terang dia.
Meski operasional MRT kurang dari setahun lagi, ia masih belum mengetahui tarif tiket yang akan diberlakukan. Hal itu, lanjut William, masih dibicarakan di dalam internal Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena rencananya tiket MRT akan disubsidi dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Harga Tiket
Di dalam hitungan keekonomian perusahaan sebelumnya, harga tiket yang paling optimal adalah Rp8.500 dengan asumsi jumlah penumpang 130 ribu per tahun. Namun, keputusan tarif seharusnya sudah dipastikan Pemprov DKI Jakarta sebelum Agustus mendatang.
Di samping itu, sampai saat ini MRT Jakarta juga menunggu kepastian pengelolaan aset antara perusahaan dan Pemerintah Daerah. Namun, ia masih berpegang teguh pada Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 53 Tahun 2017 yang menyebut bahwa MRT akan memiliki aset perkeretaapian dan Pemda akan memiliki prasarana MRT.
"Dan ini semua masih dibicarakan dengan pemerintah," jelas dia.
MRT fase 1 yang membentang dari Lebak Bulus ke Bundaran HI menelan biaya hingga Rp16 triliun dengan panjang mencapai 16 kilometer (km). Setelah ini, perusahaan akan melakukan pencanangan (groundbreaking) bagi MRT fase 2 antara Bundaran HI - Kampung Bandan dengan panjang mencapai 8,3 km dan menelan biaya Rp22,5 triliun.
(agi)